Sri Mulyani Ungkap Bahaya Besar AS Injak ‘Rem’ karena Inflasi Tinggi

Agustiyanti
19 November 2021, 14:27
sri mulyani, amerika serikat, inflasi
Antara/Aprillio Akbar
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, inflasi AS saat ini yang jauh di atas target Bank Sentral AS sebesar 2% akan berdampak pada lebih cepatnya kebijakan pengetatan moneter ditempuh.

Amerika Serikat mencatatkan inflasi mencapai 6,2% secara tahunan, tertinggi dałam tiga dekade terakhir. Menteri Keuangan Sri Mulyani khawatir kondisi ini akan berimplikasi pada perubahan kebijakan moneter dan fiskal di negara tersebut. 

“Mereja pasti akan dipaksa menginjak rem. Kalau mereka ngerem, seluruh dunia ikut terguncang. Istilahnya, saat negara maju bersin, seluruh dunia akan kena flu,” ujar Sri Mulyani dalam Kick Off Sosialisasi UU Harmonisasi Peraturan Perjakan, Jumat (19/11). 

Sri Mulyani menjelaskan, inflasi AS saat ini jauh di atas target Bank Sentral AS sebesar 2%. Hal ini, menurut dia, akan berdampak pada kebijakan pengetatan moneter yang kemungkinan ditempuh lebih cepat. 

Kondisi lonjakan inflasi tak Hanya terjadi di AS, tetapi juga di Eropa dan Cina. Ia mengatakan, Jerman merupakan salah satu negara di Eropa yang saat ini mengalami lonjakan inflası karena kenaikan harga komoditas dan gangguan rantai pasok. Sementara Cina, mengalami kenaikan harga terutama di tingkat produksi dan gangguan rantai pasok.

Selain masalah lonjakan inflasi yang berpotensi memicu tapering off lebih cepat, terdapat sejumlah risiko lain yang harus diwaspadai di tengah upara pemulihan ekonomi domestik. Risiko tersebut, antara lain pembahasan kenaikan plafon utang AS, dampak Brexit pada kekurangan tenaga kerja di Inggris, risiko gagal bayar Evergrande dan perlambatan ekonomi Jangka Menengah di Tiongkok , fluktuasi harga komoditas, gangguan rantai pasok, geopolitik, perubahan iklim, perkembangan pandemi Covid-19, hingga ancaman stagflasi.

Kondisi-kondisi tersebut berpotensi meningkatkan volatilitas di pasar keuangan, memperlambat pertumbuhan global, dan mendorong kenaikan inflasi impor. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...