Dubes Rusia Sebut Putin Berencana Hadiri KTT G20 di Indonesia
Duta Besar Rusia di Jakarta menyebut Presiden Vladimir Putin berencana menghadiri KTT G20 yang diselenggarakan Indonesia pada akhir tahun ini. Pernyataan ini disampaikan di tengah seruan beberapa anggota G20 untuk mengeluarkan Rusia dari kelompok tersebut.
"Tidak hanya G20, banyak organisasi berusaha untuk mengusir Rusia. Reaksi Barat benar-benar tidak proporsional," kata duta besar Lyudmila Vorobieva pada konferensi pers pada Rabu (23/3), seperti dikutip dari Reuters.
Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya sedang menilai apakah Rusia harus tetap berada dalam kelompok 20 ekonomi utama (G20) setelah invasinya ke Ukraina. Sumber Reuters menyebutkan bahwa kemungkinan untuk mengecualikan Rusia dari G20 akan diveto oleh setiap anggota kelompok yang juga mencakup Cina, India, Arab Saudi.
G20 bersama dengan G7 (kelompok tujuh negara ekonomi terbesar) adalah platform utama internasional utama untuk mengoordinasikan segala hal, mulai dari aksi perubahan iklim hingga utang lintas batas. G7 terdiri dari Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Italia, Kanada, Jepang, dan Inggris
Rusia menghadapi serangan sanksi internasional yang dipimpin oleh negara-negara Barat dan bertujuan untuk mengisolasi negara tersebut dari ekonomi global. Sanksi mencakup penutupan akses Rusia terhadap sistem transaksi bank global SWIFT hingga pembatasan transaksi bank sentralnya.
“Ada diskusi tentang apakah pantas bagi Rusia untuk menjadi bagian dari G20,” kata sumber Reuters di G7.
Penasihat keamanan nasional Jake Sullivan mengatakan, Rusia tidak lagi dapat berbisnis seperti biasa di lembaga-lembaga internasional dan dalam komunitas internasional. Pernyataan itu disampaikan Sullivan menjawab, apakah Presiden AS Joe Biden akan bergerak untuk mendorong Rusia keluar dari G20 ketika dia bertemu dengan sekutu di Brussels minggu ini,
Namun, menurut dia, Amerika Serikat berencana untuk berkonsultasi dengan sekutunya sebelum pernyataan lain dibuat.
Sebuah sumber Uni Eropa secara terpisah mengkonfirmasi diskusi tentang status Rusia pada pertemuan G20 mendatang. Keketuaan G20 pada tahun ini dipegang oleh Indonesia.
Meski demikian, ia menjelaskan tidak ada proses yang jelas untuk mengeluarkan suatu negara dari kelompok tersebut.
Sumber Reuters di G7 mengatakan, tidak mungkin Indonesia beserta anggota seperti India, Brasil, Afrika Selatan, dan China setuju untuk mengeluarkan Rusia dari grup. "Tidak mungkin untuk menghapus Rusia dari G20, kecuali Moskow membuat keputusan seperti itu sendiri, kata seorang pejabat negara anggota G20 di Asia. Tidak ada prosedur untuk mencabut Rusia dari keanggotaan G20," katanya.
Kementerian luar negeri Indonesia menolak berkomentar terkait seruan agar Rusia dikecualikan dari G20. Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Sentral Dody Budi Waluyo pada hari Senin mengatakan pada sebuah seminar bahwa posisi Indonesia selalu netral. Namun demikian, Indonesia akan memperhatikan risiko perpecahan atas masalah tersebut dan akan menggunakan kepemimpinan G20 untuk mencoba menyelesaikan masalah apa pun.
"Rusia memiliki komitmen kuat" untuk menghadiri pertemuan G20 dan anggota lain tidak dapat melarang mereka untuk hadir, tambahnya.
Status Rusia di lembaga multilateral lainnya juga dipertanyakan. Di Jenewa, pejabat Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengatakan, banyak delegasi di sana menolak untuk bertemu rekan-rekan Rusia mereka dalam berbagai format.