Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa RI Turun Rp 49 Triliun

Abdul Azis Said
13 Mei 2022, 11:31
cadangan devisa, cadev, utang, utang luar negeri
Arief Kamaludin|KATADATA
BI memastikan posisi cadangan devisa masih tetap tinggi meski menurun.

Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia kembali menyusut pada April sebesar US$ 3,4 miliar atau setara Rp Rp 49 triliun menjadi US$ 135,7 miliar atau Rp 1.964 triliun, mengacu kurs JISDOR akhir bulan lalu. Penurunan cadangan devisa bulan lalu dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Penurunan posisi cadangan devisa April 2022 lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya yang sudah terkoreksi US$ 2,3 miliar. Penyebab dari penurunan cadangan devisa pada bulan lalu juga sama, yakni karena adanya pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Advertisement

 "Penurunan posisi cadangan devisa pada April 2022 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/5).

Erwin mengatakan, posisi cadangan devisa masih tetap tinggi meski menurun. Nilai tersebut setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu, posisi cadangan devisa juga masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," tambah Erwin.

BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.

Dalam laporan APBN KiTA edisi April 2022, Kementerian Keuangan telah melakukan pembayaran cicilan pokok pinjaman sebesar Rp 19 triliun sepanjang kuartal pertama tahun ini. Di sisi lain, pemerintah juga melakukan penarikan pinjaman luar negeri secara bruto sebesar Rp 35,3 triliun, sehingga secara neto penarikan pinjaman luar negeri tercatat sebesar Rp 16,2 triliun pada awal tahun ini.

Adapun posisi utang pemerintah sampai dengan akhir Maret 2022 tercatat sebesar Rp 7.052,5 triliun. Dari nilai tersebut, mayoritas berbentuk Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 88,24% atau Rp 6.222,94 triliun. Utang pemerintah dalam bentuk pinjaman sebesar Rp 829,56 triliun atau 11,76% dari total utang saat ini.

 

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement