Rupiah Loyo ke 14.461/US$ Imbas Kenaikan Harga Minyak Dunia
Nilai tukar rupiah dibuka melemah 23 poin ke level Rp 14.456 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Rupiah diramal melemah hari ini seiring kembali menguatnya kekhawatiran pasar terhadap inflasi akibat kenaikan harga minyak mentah dunia.
Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke arah Rp 14.461 per dolar AS pada pukul 09.55 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan akhir pekan lalu di Rp 14.433 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS pagi ini. Won Korea Selatan anjlok 0,87% disusul dolar Taiwan 0,25% , baht Thailand 0,16%, peso Filipina 0,11% dan rupee India 0,02%. Sebaliknya, yen Jepang menguat 0,2% bersama yuan Cina 0,12% dan ringgit Malaysia 0,01% , sedangkan dolar Hong Kong stagnan.
Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan berbalik melemah pada perdagangan hari ini seiring kembali naiknya harga minyak dunia. Ia memperkirakan rupiah melemah ke rentang Rp 14.450-14.480, dengan potenai support di kisaran Rp 14.400 per dolar AS.
"Naiknya kembali harga minyak mentah dunia menjadi pemicu kekhawatiran inflasi," kata Ariston, Senin (6/6).
Harga minyak mentah naik ke kisaran US$120 per barel setelah Arab Saudi menaikan harga penjualan minyaknya. Harga minyak sebelumnya sudah naik karena larangan ekspor minyak mentah Rusia ke Eropa diberlakukan, menambah ketatnya suplai minyak.
Selain itu, prospek kenaikan suku bunga acuan di AS yang lebih agresif juga masih membayangi pergerakan nilai tukar rupiah. The Fed akan kembali menggelar pertemuan pembuat kebijakan pada pekan depan 14-15 Juni 2022. Pasar sebelumnya memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan bunga 50 bps seperti bulan lalu.
Di sisi lain, minat investor yang masih tinggi ke pasar saham Indonesia karena kondisi ekonomi Indoensia yang membaik bisa menahan pelemahan rupiah. Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat arus modal masuk ke pasar saham sebesar Rp 4,43 triliun pada pekan lalu, sehingga secara year-to-date (ytd) modal asing yang masuk ke pasar saham secara neto sebesar Rp 64,13 triliun.
Berbeda dari Ariston, analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah masih akan menguat pada perdagangan hari ini terdongkrak harga komoditas. Rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 14.325 hingga Rp 14.475 per dolar AS.
"Rupiah masih menguat didukung oleh harga komoditas yang tinggi terutama batubara yang masih mendekati harga rekor diatas US$ 400," kata Lukman kepada Katadata.co.id.
Dari sisi eksternal, penguatan dolar AS setelah rilis data non-farm payroll (NFP) yang positif dapat menekan rupiah. Departemen Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan terdapat tambahan tenaga kerja baru di sektor non-pertanian sebanyak 390 ribu, di atas ekspektasi Dow Jones 328 ribu.