Sri Mulyani: Suramnya Global Akan Terasa ke Ekonomi RI Akhir Tahun Ini
Menteri Keuangan Sri Mulyani mewaspadai dampak perlambatan ekonomi global mulai mempengaruhi perekonomian domestik pada kuartal keempat tahun ini. Meski demikian, ia masih optimistis ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini masih dapat tumbuh 5,3% dengan pertumbuhan yang kuat pada kuartal ketiga.
Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan kuartal ketiga mencapai di atas 5,5% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahunan dua kuartal sebelumnya. "Kuartal keempat mungkin kita harus waspada terhadap tren pelemahan ekonomi dunia," kata Sri Mulyani dalam Leaders Talk PLN, Rabu (26/10).
Ia memperkirakan, perekonomian tahun depan diperkirakan tidak kalah menantang. Hal ini sejalan dengan perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) yang memproyeksikan ekonomi dunia tahun depan akan makin gelap.
"Kalau saya mengatakan prospek ekonomi gelap, dianggapnya menakut-nakuti. Padahal sebetulnya tidak. Hanya ingin menyampaikan bahwa risiko itu ada dan oleh karena itu kita harus waspada," ujarnya.
Tanda-tanda tekanan inflasi di dalam negeri sudah mulai terlihat. Kenaikan harga-harga tinggi ini kemudian direspons dengan kenaikan suku bunga oleh bank sentral. Bank Indonesia setidaknya sudah menaikkan bunga 125 bps dalam tiga pertemuannya terakhir. Kenaikan bunga ini akan berdampak terhadap ekonomi riil.
Namun, Sri Mulyani melihat Indonesia masih akan mampu menjaga pertumbuhan ekonominya tahun depan. Target dalam APBN 2023, perekonomian bisa tumbuh 5,3%. Target ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan dari IMF sebesar 5%, Bank Pembangunan Asia (ADB) 5%, survei Bloomberg 5% dan Bank Dunia 5,1%.
Bank Indonesia juga membawa angin segar soal prospek ekonomi Indonesia ke depan di tengah suramnya ekonomi global. Bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan berada di kisaran 4,6%-5,3%, dengan kemungkinan mencapai 5%. Prospek ekonomi ini masih cerah tersebut di tengah ancaman resesi di banyak negara telah meningkat.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, prospek Indonesia pada tahun depan bahkan di atas rata-rata pertumbuhan global yang diperkirakan 2,6% maupun dibandingkan perekonomian terbesar kedua, Cina di 4,5%. Prospek Indonesia disebut bahkan lebih baik dibandingkan banyak negara berkembang lainnya.
"Sumber pertumbuhan ekonomi dalam negeri adalah konsumsi yang harus terus didorong, tapi tentu juga kita haur sendrng ekspor, hilirisasi dan bagaimana juga kita terus memperkuat UMKM dan ekonomi kerakyatan." kata Perry dalam acara yang sama dengan Sri Mulyani.
Meski demikian, perekonomian Indonesia tahun depan memang akan melambat. Perry memperkirakan pertumbuhan tahun ini bisa mencapai 5,2% ditopang ekspor yang menoncer serta konsumsi yang kuat karena ekonomis sudah pulih.