Jokowi Sebut 2023 Bisa Jadi Tahun Suram, Ini Syarat Agar Tak Terjadi

Agustiyanti
15 November 2022, 11:21
jokowi, KTT G20, G20, krisis pupuk
ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/wsj.
Presiden Joko Widodo (kanan) disaksikan Perdana Menteri India Narendra Damodardas Modi (kedua kiri) menyampaikan pandangannya saat pembukaan KTT G20 Indonesia di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).

Presiden Joko Widodo dihadapan para pemimpin negara G20 mengingatkan potensi suramnya kondisi perekonomian global pada tahun depan. Ini akan terjadi jika salah satu masalah dunia yang dihadapi saat ini, yakni krisis pupuk tak mampu diselesaikan.

Jokowi mengatakan, krisis demi krisis terjadi di dunia. Dampak pandemi Covid-19 yang belum selesai ditambah dengan kondisi yang terjadi di Ukraina menciptakan tekanan pada harga pangan dan energi. 

"Masalah pupuk jangan disepelekan. Jika kita tidak mengambil langkah agar pupuk mencukupi dengan harga yang terjangkau, maka 2023 akan menjadi tahun yang suram," ujar Jokowi dalam pembukaan KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11). 

Ia menjelaskan, kelangkaan pupuk dapat menyebabkan gagal panen di berbagai belahan dunia. Ia menyebut 48 negara berkembang menghadapi masalah kerawanan yang tinggi dan menghadapi kondisi yang serius. 

Jokowi mengatakan, dunia juga sedang diuji dengan berbagai tantangan lainnya. "Hari ini mata dunia tertuju ke kita, apakah akan mencetak keberhasilan atau menambah kegagalan," kata dia. 

Kepala negara menyebut, Indonesia telah berusaha sebisa mungkin menjembatani perbedaan yang sangat dalam dan lebar. Ia mengingatkan negara-negara G20 tidak mengkotak-kotakan dunia dan memicu perang dingin berikutnya. 

Menurut dia, pemimpin negara anggota G20 tidak hanya bertanggung jawab terhadap masyarakat di negaranya, tapi juga seluruh dunia. Ia menekankan, keberhasilan dapat tercapai dengan komitmen untuk menyisihkan perbedaan untuk mengadakan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia. 

Ia  juga menyatakan perlu upaya luar biasa untuk mengumpulkan 16 pemimpin negara selain Indonesia. Adapun, ketiga negara yang tidak mengirimkan pemimpin negaranya adalah Brasil, Rusia, dan Meksiko. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...