Kemenkeu Masih Yakin Ekonomi 2023 Tumbuh 5% Meski di Bawah Target
Kementerian Keuangan melihat pertumbuhan ekonomi tahun depan masih kuat meskipun kemungkinan tak mencapai target dalam APBN 2023 sebesar 5,3%. Permintaan domestik diperkirakan masih solid, antara lain ditopang pertumbuhan ekspor yang tertolong oleh diversifikasi dagang.
"Target 5,3% itu disusun pada Juli-Agustus. Dengan perkembangan sekarang, kami akan lihat lagi tetapi kemungkinan masih di kisaran 5%," ujar Plt Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM) Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Abdurohman saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Selasa (6/12).
Permintaan domestik diperkirakan masih akan tetap kuat pada tahun depan. Ekspor juga kemungkinan masih bagus mengingat dampak perlambatan ekonomi global ke dalam negeri tidak akan signfikan.
Banyak lembaga meramalkan ekonomi dunia melambat tahun depan. Perekonomian yang lesu itu mau tidak mau mempengaruhi Indonesia melalui jalur perdagangan, yakni ekspor. Namun demikian, ekspor hanya menyumbangkan sekitar 20% terhadap PDB Indonesia. Ini relatif lebih rendah dibandingkan beberapa negara peers di kawasan yang kontribusi ekspor ke PDB-nya jauh lebih tinggi.
Selain itu, menurut Abdurohman, kinerja ekspor tahun depan juga akan tertolong oleh keberhasilan melakukan diversifikasi dagang dengan negara lain. Pelemahan ekonomi Cina memang mau tidak mau ikut mempengaruhi ekspor Indonesia. Negeri tirai bambu itu menyedot lebih dari seperlima ekspor Indonesia dan menjadi negara tujuan utama ekspor Indonesia. Meski demikian, Kemenkeu melihat ada peningkatan ekspor ke negara lain menggantikan Cina.
"Dengan komposisi sekarang, ada fenomen shifting, Cina memang masih tumbuh tetapi melambat, tetapi pertumbuhan ekspor ke India selama 10 bulan tahun ini sudah 83%. Shifting ekspor ini terlihat ke India, Korea Selatan, dan Jepang," kata dia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya menyebut target pertumbuhan ekonomi 5,3% pada tahun depan terlalu ambisius seiring tantangan global yang semakin besar. "Dengan tantangan tahun depan, asumsi pertumbuhan ekonomin dalam APBN 2023 sebesar 5,3%, itu sangat ambisius,," kata Sri Mulyani dalam acara Rapimnas KADIN 2022, Jumat (2/12).
Ia menyebut rospek ekonomi di banyak negara terutama di negara-negara maju juga melemah. Berbagai risiko tersebut dikhawatirkan ikut merambat ke dalam negeri dan melukai berbagai sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sri Mulyani khawatir pertumbuhan ekspor tahun depan tidak akan setinggi tahun ini seiring pelemahan ekonomi negara-negara dunia. Investasi juga berisiko melambat seiring suku bunga tinggi dan pelemahan nilai tukar. Konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari separuh ekonomi Indonesia juga dikhawatirkan akan terdampak oleh kenaikan harga pada tahun depan.