Sudah 103 Jemaah Haji Indonesia Meninggal di Tanah Suci

Amal Ihsan Hadian
22 Juni 2023, 14:28
Dokter memeriksa kesehatan calon haji di Klinik Kesehatan Satelit, kawasan Hotel Arkan Bakkah, Mahbas Jin, Mekah, Arab Saudi, Selasa (13/6/2023). Kemenag menyiapkan layanan pos kesehatan satelit di seluruh hotel yang ada di semua sektor kawasan Mekah untu
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/tom.
Dokter memeriksa kesehatan calon haji di Klinik Kesehatan Satelit, kawasan Hotel Arkan Bakkah, Mahbas Jin, Mekah, Arab Saudi, Selasa (13/6/2023). Kemenag menyiapkan layanan pos kesehatan satelit di seluruh hotel yang ada di semua sektor kawasan Mekah untuk mendekatkan layanan kesehatan bagi jamaah calon haji selama pelaksanaan ibadah haji.

Jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci sudah menembus 103 orang hingga hari ke-29 operasional haji pada Rabu (21/6) siang Waktu Arab Saudi (WAS). Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag), jemaah meninggal di tiga lokasi, yakni di Mekah sebanyak 68 orang, di Madinah sebanyak 32 orang, dan di Jeddah tiga orang, dengan satu di antaranya wafat di pesawat dalam perjalanan menuju Arab Saudiw.

Jemaah haji yang wafat di Tanah Suci didominasi kelompok lanjut usia (Lansia) yakni usia 65 tahun ke atas sebanyak 56 orang. Dari total 103 kasus kematian tersebut, 61 di antaranya merupakan jemaah dengan risiko tinggi (Risti) kesehatan. Jemaah haji yang wafat di Tanah Suci terbanyak berasal dari Embarkasi Surabaya (SUB) yakni 25 orang, disusul Embarkasi Solo-Yogyakarta (SOC) 17 orang, Embarkasi Jakarta-Bekasi (JSK) 16 orang, Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) 14 orang, dan selebihnya masing-masing di bawah 10 orang.

Berdasarkan Data Penyelenggaraan Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan di Arab Saudi, penyebab kematian didominasi oleh penyakit jantung, dengan infark miokard akut sebanyak 32 kasus dan syok kardiogenik 21 kasus. Penyebab kematian kedua adakah stroke sebanyak 5 kasus. Sedangkan sisanya tidak dirinci.

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Mekah Edi Supriyatna menjelaskan penyebab jemaah haji non-risti meninggal kebanyakan adalah penyakit jantung baik itu syok kardiogenik dan infark miokard. Menurut dia, penyakit jantung tersebut tidak serta merta muncul saat jemaah berada di Tanah Suci. "Kebanyakan jemaah sebenarnya sudah membawa penyakit jantung sejak di Tanah Air tapi banyak jemaah haji tidak menyadari ," kata Edi kepada tim Media Center Haji (MCH) di Mekah.

Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh sumbatan pada arteri koroner. Sementara syok kardiogenik adalah suatu kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh. Kondisi ini sering kali dipicu oleh serangan jantung berat.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah KKHI Mekah Aditya mengatakan, syok kardiogenik adalah salah satu fase akhir dari serangan jantung yang ditandai dengan kurangnya perfusi atau aliran darah ke organ tubuh akibat menurunnya curah jantung. Faktor risiko yang memicu syok tersebut antara lain penyumbatan pembuluh darah jantung, hipertensi yang tidak terkontrol, infeksi, dan perburukan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis, hingga stres emosional.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...