Keluhan Para Pekerja ke Jokowi yang Kesulitan Keuangan Akibat Pandemi
Mata Evinia Simbolon sembab ketika berbicara di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/8). Perawat yang bekerja di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta itu menangis saat menceritakan pengalamannya di tengah pandemi virus corona Covid-19.
Evinia mengaku kesulitan karena gajinya dipotong setiap bulan. Ini lantaran rumah sakit tempatnya bekerja mengalami penurunan omzet selama pandemi corona.
Padahal, gaji Evinia tak sampai Rp 5 juta setiap bulannya. "Satu bulan itu setiap karyawan mendapatkan namanya cuti di luar tanggungan. Jadi setiap bulan itu dipotong gaji," kata Evinia.
Tak hanya Evinia yang mengaku kesulitan selama pandemi corona. Guru honorer dari Jakarta bernama Budi Rahayu juga menyatakan hal senada.
Selama pandemi corona, Budi bercerita bahwa dirinya harus mengubah cara belajar mengajar. Saat ini, proses belajar mengajar lebih banyak dilakukannya dari rumah secara daring.
Hal tersebut otomatis mempengaruhi perekonomiannya pada saat ini. "Untuk saya pribadi yang masih tinggal di kontrakan, tentu berpengaruh kepada pembayaran listrik dan air," kata Budi.
Seorang pemadam kebakaran honorer di Depok, Jawa Barat bernama Danang Ichsan Hanif pun menyatakan hal serupa. Menurutnya, pengeluarannya saat ini bertambah besar karena menambah biaya anaknya bersekolah. "Sekarang sekolah anak sistem online, Pak," kata Danang.
Karena itu ketiganya bersyukur menjadi bagian dari 2,5 juta penerima bantuan subsidi upah dari pemerintah yang resmi diluncurkan di Istana hari ini. Masing-masing dari mereka mendapatkan bantuan subsidi upah sebesar Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan.
Bagi Evinia, bantuan subsidi upah tersebut bakal dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, bantuan subsidi upah tersebut bakal digunakannya untuk membiayai transportasinya untuk bekerja.
"Sekarang juga dengan adanya Covid-19 ini, ongkos transportasi harganya mahal, apalagi gaji dipotong," kata Evinia.