Pertaruhan Dinasti Politik Jokowi, Anak, dan Menantunya

Ameidyo Daud Nasution
11 Desember 2020, 05:50
gibran, pilkada, jokowi
ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.
Calon Wali Kota Solo dari Partai PDI Perjuangan Gibran Rakabuming Raka menggelar jumpa pers terkait hasil hitung cepat internal partai di kantor DPC PDI Perjuangan, Purwosari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/12/2020).

Sebuah sejarah tercipta dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 Rabu (9/10) lalu. Putra sulung Presiden Joko Widodo yakni Gibran Rakabuming Raka dan sang menantu, Bobby Nasution, unggul dari lawannya pada pemilihan Wali Kota Surakarta dan Medan.

Hasil hitung cepat lembaga survei Charta Politika menunjukkan, Gibran yang berpasangan dengan Teguh Prakosa unggul jauh atas Bagyo Wahyono dan FX Suparjo dengan angka 87,1% melawan 12,85%. 

Sedangkan Bobby yang berpasangan dengan kader Gerindra Aulia Rachman melaju di depan inkumben Akhyar Nasution dengan perolehan 54,12% melawan 45,88% dari hitung cepat Poltracking.

Jika mereka menang, maka untuk pertama kalinya Presiden RI memiliki anak dan menantu yang memimpin daerah ketika masih menjabat.

Sejak awal, Gibran diprediksi melaju mulus bak di jalan bebas hambatan dalam pesta politik lokal ini. Selain tingkat pengenalan tinggi, ia juga diuntungkan kondisi Solo yang merupakan kandang PDI Perjuangan.

"Pilkada Surakarta, jalan tol buat Gibran-Teguh," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari dalam pemaparan survei jelang Pilkada, Senin (7/12) lalu.

Namun hal ini menimbulkan pandangan lain, pengamat politik dari Universitas AL-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan sebuah dinasti politik keluarga Jokowi telah terbentuk.

“Karena yang dicalonkan dalam dinasti politik itu tak pernah berdarah-darah dan berkeringat di partai serta tak punya pengalaman politik dan pemerintahan," kata Ujang kepada Katadata.co.id, Kamis (10/12).

Adapun, posisi Wali Kota merupakan pertaruhan politik Gibran dan Bobby sebelum menapaki jenjang politik yang lebih tinggi. Namun menurut peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Rully Akbar, hal tersebut tak mudah lantaran keduanya harus memiliki jam terbang dan pembuktian dalam memimpin sebuah kota terlebih dulu.

Rully mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat bagi keduanya untuk mengerjakan janji politik ketimbang memikirkan lompatan politik berikutnya. Ini untuk membuktikan bahwa mereka bisa lepas dari bayang-bayang Jokowi sebagai patron.

“Ketika mereka maju dengan mengedepankan nama besar, akan jadi pertanyaan. Tapi kalau bertarung program, bisa dikompetisikan," kata Rully.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...