Nadiem-Mega Bertemu, PDIP Sebut Tak Ada Urgensi Ganti Mendikbud
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) langsung pasang badan usai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Selasa (20/4) malam. Pertemuan itu dilakukan di tengah isu kocok ulang Kabinet usai Kementerian Riset dan Teknologi digabung dengan Kemendikbud.
Anggota Komisi Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira mengatakan tak ada urgensi mengganti Nadiem dari posisinya. Menurutnya, mantan bos Gojek itu sejauh ini responsif dan fleksibel dalam menjalankan program pendidikan di masa pandemi.
Ia pun menilai kritik yang ditujukan kepada Nadiem hanya rumor dan menduga ada pihak yang mengincar kursi Mendikbud. "Nadiem sebagai menteri menerjemahkan pembangunan sumber daya manusia yang merupakan program pemerintahan Jokowi dengan Merdeka Belajar yang sedang on going," kata Andreas kepada Katadata.co.id, Rabu (21/4).
Dalam unggahannya, Nadiem membahas Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila dengan Megawati. Nadiem menuliskan, diskusi yang dilakukannya bersama Presiden kelima RI itu berlangsung selama dua jam. "Saya banyak belajar dari pengalaman beliau," tulis Nadiem.
Politisi PDIP Alex Indra Lukman mengatakan pertemuan antara Nadiem dan Megawati sudah sesuai pada tempatnya. Sebab, Mega juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang memberikan perhatian pada pendidikan.
"Silaturahmi sembari bertukar pikiran atau berdiskusi adalah budaya dalam membangun bangsa," ujar dia.
Meski demikian, Alex mengaku belum mengetahui kepastian reshuffle. "Yang punya hak mengganti menteri adalah Presiden. Sampai saat ini belum ada pernyataan Presiden terkait reshuffle," katanya.
Berbeda dengan para politisi banteng, pengamat politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menduga pertemuan Nadiem dengan Mega bertujuan mencari dukungan PDIP. Apalagi, posisi Nadiem masih terhitung rawan untuk terkena perombakan kabinet.
"Mungkin sedang minta dan cari dukungan ke PDIP dengan seolah-olah membahas program tersebut (Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila)," kata Ujang.
Meski demikian, Ujang menilai Jokowi masih bisa mengamankan posisi Nadiem lantaran keputusan terakhir berada di tangan Presiden. "Karena reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden," ujar dia.