Urgensi Edukasi Corona Kepada Tokoh Agama Usai Jemaah Bermasker Diusir
Larangan penggunaan masker oleh seorang takmir di salah satu tempat peribadatan di Bekasi, Jawa Barat menjadi ramai hari ini dan viral di media sosial. Dalam sebuah video yang beredar, seorang jemaah bermasker berselisih dengan pengurus masjid lantaran diminta melepas masker yang dipakai.
Sang pengurus masjid bersikeras tempat ibadah bukan pasar yang perlu mengenakan masker. Sementara, jamaah tersebut tetap berkukuh untuk mengenakan masker sesuai aturan pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19.
Menanggapi hal tersebut ahli epidemiologi meminta pemerintah lebih gencar menggandeng tokoh agama agar penerapan protokol kesehatan berjalan efektif. Pemuka agama dalam hal ini harus diberikan pemahaman terkait gejala dan bahaya Covid-19.
"Harus ada partisipasi aktif dan kolaborasi pemerintah dengan tokoh agama, jangan sampai mengabaikan protokol kesehatan," kata pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga Laura Navika Yamani kepada Katadata.co.id, Senin (3/5).
Selain itu pemuka agama atau pengurus tempat peribadatan seperti takmir masjid perlu diberikan pemahaman terkait gajala Covid-19. Dengan demikian, mereka bisa memastikan jamaah masjid tidak memiliki gejala virus corona.
Tak hanya itu, penting untuk menyampaikan protokol kesehatan secara santun. "Bila ada warga yang menunjukkan gejala Covid-19, diminta pulang," ujar dia.
Selain edukasi, Laura juga memintah memantau penerapan protokol kesehatan di tempat ibadah. Ini agar jemaah juga tertib menjalankan protokol kesehatan saat beribadah. "Paling tidak masyarakat tahu mana warga yang sakit dan yang tidak," ujarnya.
Peran para pemuka agama dalam penanganan corona masih dianggap vital oleh masyarakat. Dari survei Kesediaan Divaksinasi Covid-19 Katadata Insight Center, pemuka agama, bersama pemerintah dan orang tua menjadi rujukan kepatuhan masyarakat tertinggi.
Perintah orang tua menjadi yang paling penting dengan nilai 8,68. Selanjutnya, perintah yang dianggap penting berikutnya ialah dari pemerintah dan pemuka agama dengan skor masing-masing 7,61 dan 7,31.
Survei dilakukan secara online kepada 5.963 responden pada 13 sampai 16 Februari lalu. Sedangkan anjuran tokoh agama untuk vaksinasi dapat mempengaruhi 60,4 persen responden agar menerima vaksin. Adapun hasil survei bisa dilihat di sini.
Kepolisian telah menegur pengurus masjid Al Amanah Harapan Indah, Medan Satria, Bekasi, Jawa Barat atas insiden tersebut. Polisi berharap teguran ini menjadi yang terakhir kalinya lantaran pengurus yang bernama Abdurohman sudah sering ditegur terkait pelaksanaan protokol corona.
"Kami sudah bersepakat, pengurus masjid tak boleh melarang lagi jamaah memakai masker, kalau dilanggar ada konsekuensi hukumnya," kata Kepala Kepolisian Sektor Medan Satria Komisaris Polisi Agus Rohmat, Senin (3/5) dikutip dari Antara.
Adapun Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengkritik para pengurus masjid yang tak membaca fatwa MUI tentang pelaksanaan ibadah saat pandemi. Mereka juga menyerukan agar para tokoh agama dan masyarakat berdialog mencari titik temu dari permasalahan ini.
"Agama sangat peduli kepada ilmu pengetahuan. Beriman saja tak cukup menghantarkan manusia meraih kebahagiaan dan kesuksesan tanpa ilmu," kata Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Muhyiddin Junaidi kepada Katadata.co.id, Senin (5/3).
Adapun, debat kusir serupa masih sering ditemukan pada masyarakat. Ia pun mengimbau jamaah pengguna masker untuk beribadah di masjid yang toleran terhadap perbedaan pendapat.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan