Geliat Ekonomi Semester I, Ekspor Sektor Industri Olahan Melonjak 33%

Cahya Puteri Abdi Rabbi
19 Juli 2021, 10:35
ekspor, industri olahan, perdagangan, neraca perdagangan, surplus neraca perdagangan
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.
Sebuah kapal kargo dengan dipandu kapal tunda bersiap berlabuh untuk melakukan aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia (BI), neraca perdagangan Indonesia pada Januari-November 2020 mencapai surplus 19,66 miliar dolar AS atau menimngkat dari capaian pada periode yang sama 2019 yang mengalami defisit 3,51 miliar dolar AS.

Industri pengolahan terus menunjukkan kinerja positif dengan meningkatnya capaian ekspor selama paruh pertama 2021. Pada periode Januari-Juni 2021, pengapalan sektor tersebut mencapai US$ 81,07 Miliar, meningkat 33,45% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada semester I tahun 2021 ini, industri pengolahan juga masih memberikan kontribusi terbesar hingga 78,80% dari total ekspor nasional yang mencapai US$ 102,87 Miliar. “Pemerintah terus berupaya agar sektor industri dapat terus produktif dan berdaya saing, untuk dapat memenuhi permintaan pasar serta berkontribusi meringankan dampak pandemi terhadap perekonomian,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya, Minggu (18/7).

 Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor industri pengolahan pada Juni 2021 mencapai US$ 14,08 Miliar, meningkat 9,7% dari bulan Mei 2021 yang sebesar US$ 12,83 Miliar. Agus berharap peningkatan ekspor ini bisa mengakselerasi upaya pemulihan ekonomi nasional.

Capaian ekspor sektor industri pengolahan pada Juni 2021 sebesar US$ 14,08 Miliar ini berkontribusi 75,91% terhadap total ekspor nasional yang mencapai US$ 18,55 Miliar. Hal ini menandakan sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar dari kinerja ekspor Indonesia secara keseluruhan pada periode ini. 

“Proporsi ekspor yang besar dari sektor industri pengolahan menunjukkan pergeseran ekspor Indonesia dari komoditas primer ke produk manufaktur yang punya nilai tambah tinggi,” kata Agus.

Adapun, sektor industri manufaktur dengan kinerja ekspor yang mendominasi ekspor di bulan Juni 2021 antara lain, industri besi dan baja dengan nilai US$ 1,99 miliar, lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 1,89 miliar, mesin dan perlengkapan elektrik sebesar US$ 1 miliar, kendaraan dan bagiannya sebesar US$734,6 Juta, serta karet dan barang dari karet sebesar US$ 605 juta.

Kinerja ekspor pada enam bulan pertama 2021 ini menyumbang surplus perdagangan sebesar US$ 11,86 miliar. Oleh karena itu, Agus bertekad untuk terus mempertahankan dan memperkuat potensi ekspor industri pengolahan dan meningkatkan daya saing industri dalam negeri dari negara-negara kompetitor.

“Dengan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang kompeten, hilirisasi di sektor industri perlu terus ditingkatkan untuk menghasilkan produk-produk bernilai tambah tinggi dengan peluang pasar ekspor yang besar,” ujarnya.

Agus menyampaikan, strategi peningkatan ekspor dilakukan dengan memperluas pasar, termasuk ke negara-negara tujuan nontradisional, seperti Afrika, Asia Selatan, dan Eropa Timur. Selain itu, kerja sama ekonomi komprehensif serta perjanjian perdagangan bilateral dan regional akan dioptimalkan demi meningkatkan akses pasar produk industri nasional.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...