Investor Cemas Kasus Evergrande, Rupiah Melemah ke Rp 14.243 per US$

Abdul Azis Said
22 September 2021, 09:46
rupiah, nilai tukar, dolar, evergrande
ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Warga menukarkan mata uang dolar AS di sebuah gerai money changer, Jakarta, Jumat (28/2/2020). Nilai tukar Rupiah pada Jumat (28/2/2020) sore, bergerak melemah menjadi Rp14.420 per dolar AS, yang disebabkan kekhawatiran pasar terhadap dampak virus corona kepada ekonomi global.

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,04% ke level Rp 14.243 per dolar AS pada perdagangan pasar spot pagi ini. Rupiah diprediksi masih akan melanjutkan pelemahan di tengah kekhawatiran pasar terhadap risiko gagal bayar utang Evergrande serta penantian terhadap hasil rapat Bank Sentral Amerika Serikat malam ini.

Mengutip Bloomberg,  kurs garuda melanjutkan pelemahan ke level Rp 14.244 per dolar AS hingga pukul 09.20 WIB. Pelemahan ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin sore di level Rp 14.238.

Advertisement

Sedangkan mata uang lain di Asia bergerak secara bervariasi. Pelemahan terjadi pada yen Jepang 0,11%, dolar Taiwan 0,26%, peso Filipina 0,02%, yuan Tiongkok 0,08%, ringgit Malaysia 0,05% dan baht Thailand 0,28%. Sementara dolar Hong Kong dan dolar Singapura kompak menguat 0,02%, won Korea Selatan 0,16% dan rupee India 0,17%.

Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto memperkirakan rupiah akan bergerak melemah di kisaran Rp 14.228-14.287 per dolar AS. Sentimen eksternal terutama kekhawatiran pasar terhadap krisis yang dialami Evergrande dapat berefek ke pasar keuangan negara berkembang lainnya.

"Masih ada kemungkinan untuk melemah, mengingat sentimen risk off yang ditimbulkan oleh Evergrande," kata Rully kepada Katadata.co.id, Rabu (22/9).

Evergrande tengah menjadi sorotan pasar di tengah risiko gagal bayar utang dalam jumlah besar. Utang perusahaan diperkirakan mencapai US$ 305 miliar dan pembayaran obligasi senilai US$ 83,5 juta akan jatuh tempo pekan ini.

Pasar khawatir krisis Evergrande dapat merembet ke sektor properti dan keuangan yang lebih luas seperti yang terjadi pada kasus Lehman Brothers pada 2008 lalu. Hal ini memicu aliran modal keluar dari pasar saham terutama di Hong Kong dan Tiongkok dalam beberapa hari terakhir.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement