Mobilitas Masyarakat Meningkat, Ahli Ingatkan Potensi Lonjakan Corona

Rizky Alika
23 September 2021, 13:53
corona, ppkm, covid-19
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Suasana kemacetan saat jam pulang kerja pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (21/9/2021). Pemerintah memperpanjang PPKM level 3 di Jawa dan Bali hingga 4 Oktober dengan beberapa penyesuaian aturan salah satunya perkantoran non esensial dapat melakukan kegiatan bekerja di kantor dengan kapasitas 25 persen. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

Mobilitas penduduk di Jakarta mulai mengalami peningkatan seiring dengan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).  Epidemiolog mengingatkan bahwa ada potensi pandemi corona semakin memburuk jika aktivitas semakin longgar.

Data Google Mobility Report pada 18 September lalu menunjukkan ada peningkatan aktivitas warga di sejumlah tempat.  Secara nasional, mobilitas masyarakat ke toko bahan makanan dan apotek juga mulai meningkat 21% dibandingkan dasar pengukuran. 

Untuk di kawasan Jakarta, mobilitasnya sudah mengalami peningkatan signifikan dibandingkan awal Juli saat penerapan PPKM Darurat.  Pergerakan di tempat kerja bahkan sudah mendekati ke periode pertengahan Juni saaat Indonesia belum memasuki gelombang II.

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengingatkan pemerintah bahwa lonjakan pandemi kerap diawali dengan pelonggaran aktivitas. Mobilitas manusia dalam jumlah besar akan berpotensi menjadi penularan Covid-19. 

"Akhirnya, kegagalan dalam mengendalikan pandemi dan keinginan untuk beraktivitas akan merugikan kita sendiri," ujar Dicky kepada Katadata.co.id

Dicky juga menyinggung ledakan corona yang terjadi di Indonesia selalu terjadi usai adanya aktivitas masyarakat dalam jumlah besar. Beberapa di antaranya adalah libur panjang serta Natal dan Tahun Baru 2021 lalu.

"Pelonggaran termasuk di pintu masuk (Indonesia), dalam (negeri), dan pelonggaran intervensi (pemerintah) akan membiat situasi semakin buruk," katanya.

Meski demikian pendapat berbeda disampaikan epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan. Iwan menilai PPKM belum perlu diperketat lantaran indikatornya belum menunjukkan peningkatan.

Tak hanya itu, angka reproduksi efektif di Jakarta masih di bawah 1, yaitu 0,95. Pengetatan aktivitas diperlukan apabila angka reproduksi efektif di atas 1.  "Artinya, belum perlu peningkatan level PPKM di Jakarta," kata Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Iwan Ariawan kepada Katadata.co.id, Rabu (23/9) malam.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...