Jokowi di G7: Berdekatan dengan Biden hingga 'Ditinju' PM Inggris
Presiden Joko Widodo telah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Elmau, Jerman, Senin (27/6). Agenda tersebut diawali dengan foto bersama para pemimpin negara-negara G7.
Saat berfoto, Jokowi diapit oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Biden bahkan sempat mengajak bicara dan berpelukan dengan Presiden.
Tak hanya itu, Jokowi juga sempat terlihat berbicara dengan Perdana Menteri Italia Mario Draghi serta PM Jepang Fumio Kishida.
Agenda lalu dilanjutkan dengan pertemuan para pemimpin G7. Jokowi meminta negara G7 dan G20 bekerja sama mengatasi krisis pangan yang saat ini mengancam rakyat di negara-negara berkembang.
Hal ini agar penduduk di negara-negara tersebut tidak jatuh ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrem. "Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” kata Jokowi, dikutip Selasa (28/6).
Jokowi juga mengingatkan pentingnya negara G7 untuk melakukan reintegrasi ekspor gandum Ukraina dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global.
Menurut Presiden, terdapat dua cara untuk merealisasikan hal tersebut. Yang pertama adalah fasilitasi ekspor gandum Ukraina agar dapat segera berjalan. Kedua, komunikasi secara proaktif kepada publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.
Jokowi juga sempat menggelar pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri India Narendra Modi, PM Kanada Justin Trudeau, hingga PM Inggris Boris Johnson.
Pertemuan Jokowi dan Johnson berlangsung dengan akrab. Johnson sempat menunjukkan gestur keakraban dengan meninju secara pelan bahu Jokowi dan diakhiri tawa keduanya.
Menteri luar Negeri Retno P. Marsudi mengatakan Jokowi dan Johnson bersepakat memperkuat kerja sama ekonomi terutama energi terbarukan hingga ketahanan pangan.
Selain itu Johnson mengatakan peta jalan kerja sama dengan Indonesia telah ada dan mencerminkan kuatnya hubungan bilateral kedua negara. "Dengan adanya roadmap, akan lebih mudah memperkuat hubungan kedua negara," kata Retno.
Isu soal Ukraina selalu dibicarakan saat Jokowi bertemu para pemimpin tersebut. Jokowi menekankan bahwa waktu untuk menyelesaikan masalah ini sangat sempit.
Ini lantaran perang mengakibatkan gangguan rantai pasok pangan yang berdampak besar di negara-negara berkembang. "Kalau kita tidak bersatu, maka yang merasakan dampaknya adalah ratusan juta atau bahkan miliaran penduduk di negara berkembang," kata Retno.