Harga BBM Naik, Buruh Gelar Demonstrasi di DPR Pada 6 September
Buruh merespons kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang baru diumumkan pemerintah tadi siang. Mereka akan menggelar demonstrasi di depan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).pada Selasa (6/9).
Mereka meminta pimpinan dewan untuk memanggil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan para menteri lain terkait kebijakan ekonomi.
"Pimpinan DPR dan komisi terkait ESDM harus berani membentuk Pansus atau Panja BBM," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/9).
Iqbal menjelaskan beberapa alasan pihaknya menolak kenaikan harga BBM. Pertama, daya beli para pekerja akan tergerus inflasi dampak naiknya harga bahan bakar.
"Peningkatan angka inflasi menjadi 6,5% hingga 8%, sehingga harga kebutuhan pokok akan meroket," katanya
Apalagi menurutnya, kenaikan harga BBM terjadi di tengah upah buruh tidak naik dalam tiga tahun terakhir. "Diduga tahun depan, upah buruh tidak akan naik lagi," katanya.
Alasan kedua, kenaikan harga BBM terjadi di tengah turunnya harga minyak dunia. Iqbal menyoroti harga bahan bakar di negara tetangga seperti Malaysia.
"Di Malaysia, dengan Ron yang lebih tinggi dari Pertalite, harganya jauh lebih murah," katanya.
Ia juga khawatir kenaikan harga BBM membuat ongkos energi pada perindustrian meningkat. Dampaknya, para pekerja dikhawatirkan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengatakan keputusan untuk menaikkan harga Pertalite menjadi Rp 10 ribu dan Solar menjadi Rp 6.800 merupakan hal yang sulit. Jokowi sebenarnya ingin memberikan harga BBM terjangkau kepada masyarakat.
Meski demikian, anggaran pemerintah terus terbebani subsidi yang semakin besar. "Ini adalah pilihan terakhir," kata Jokowi dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Sabtu (3/9).