Kumpulkan Menteri, Jokowi Minta Jaga Inflasi Serta Cegah PHK

Andi M. Arief
16 Januari 2023, 17:20
ekonomi, jokowi, pertumbuhan ekonomi
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pengantar dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/1/2023).

Presiden Joko Widodo memerintahkan para menteri menjaga ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global. Oleh karena itu, Kepala Negara mendorong pembantunya untuk membuat kebijakan yang terus memacu pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.

Hal tersebut disampaikan Presiden saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/1). Jokowi meminta inflasi nasional dapat dijaga sebesar 5,5% pada akhir Desember 2022. 

Oleh sebab itu ia berharap Bank Indonesia terus melanjutkan langkah untuk mencegah inflasi sepanjang 2023. Soal inflasi ini juga menjadi pesan Jokowi kepada Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

"Menteri Dalam Negeri untuk terus melanjutkan agar daerah-daerah ikut bersama-sama berpartisipasi dalam menekan inflasi agar bisa kita tekan sekecil mungkin," kata Presiden Jokowi dalam pembukaan sidang kabinet paripurna, Senin (16/1).

Mantan Wali Kota Solo ini meminta agar anggaran negara difokuskan pada program-program yang produktif. Jokowi memberi penekanan khusus pada transfer ke daerah, khususnya dana desa karena dapat memacu perekonomian daerah.

Secara rinci, Presiden Jokowi mengarahkan pembantunya untuk membuat program yang dapat menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, mengurangi stunting, mengurangi kemiskinan ekstrem, meningkatkan ketahanan pangan, dan menjaga situasi kondusif saat Pemilihan Umum atau Pemilu.

Dengan demikian, Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai anggaran negara dan daerah harus sejalan dengan prioritas nasional. Presiden Jokowi menekankan prioritas yang dimaksud adalah ekonomi berbasis kerakyatan, performa ekspor, dan investasi.

Di sisi lain, Jokowi mencatat pendapatan negara sepanjang 2022 berhasil tumbuh 30,36% secara tahunan. Menurutnya, capaian tersebut menjadi tantangan lantaran 2023 merupakan tahun yang tidak mudah.

Jokowi menilai 2023 sebagai tahun ujian lantaran beberapa kejadian global, seperti tekanan geopolitik dan pelemahan ekonomi di negara-negara besar, seperti Uni Eropa, Cina, dan Amerika Serikat. Alhasil, performa ekspor nasional diproyeksi melemah mengingat kedua negara dan satu wilayah tersebut merupakan sebagian besar pasar yang menyerap produk-produk Indonesia.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...