Genjot Pembiayaan Sektor Ramah Lingkungan, OJK Rilis Taksonomi Hijau
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan Taksonomi Hijau dalam mendukung pengembangan ekonomi hijau. Taksonomi Hijau akan digunakan pemerintah untuk memisahkan sektor dan subsektor usaha yang ramah lingkungan, kurang ramah lingkungan, dan tidak ramah lingkungan.
Peluncurkan Taksonomi Hijau ini juga disaksikan oleh Presiden Joko Widodo bersamaan dengan Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2022. Adapun, kebijakan ini akan menjadi panduan insentif dan disinsentif Kementerian/Lembaga dan OJK.
"Taksonomi Hijau disusun dengan mengkaji 2.733 klasifikasi sektor dan subsektor ekonomi, di mana 919 di antaranya telah terkonfirmasi oleh kementerian," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di Jakarta, Kamis (20/1) dikutip dari Antara.
Taksonomi Hijau juga merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk memenuhi target Perjanjian Paris (Paris Agreement). Sasaran Indonesia adalah pengurangan emisi karbon hingga 29% dengan usaha sendiri dan 41% dukungan internasional pada 2030.
Wimboh juga berharap kebijakan ini mampu membuat produk asal Indonesia berdaya saing tinggi dengan produk negara lain yang dianggap ramah lingkungan. Selain itu Taksonomi Hijau diharapkan mampu membebaskan produk asal Indonesia dari hambatan dan diskriminasi untuk memasuki pasar negara lain.
Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan Indonesia menjadi negara kedua di ASEAN setelah Malaysia yang mengeluarkan dokumen hijau. Dengan adanya Taksonomi Hijau, maka perbankan yang menyalurkan kredit berpotensi mendapatkan insentif seperti penurunan bobot risiko kredit.
"Semacam penyesuai ATMR. Hal ini juga akan menjadi dasar dari perdagangan karbon," kata Anto.
Selain itu keluarnya dokumen ini juga diharapkan mampu mendorong industri prioritas pemerintah seperti kendaraan listrik berbasis baterai. OJK berharap Taksonomi Hijau menjadi insentif munculnya sumber perekonomian baru.
"Sebagaimana Ibu Kota Negara (IKN) disebut ibu Menteri Keuangan sebagai sumber perekonomian baru," ujarnya.