Dampak Perang Rusia-Ukraina, Surplus Perdagangan RI Bisa Capai Rp 47 T

Abdul Azis Said
15 Maret 2022, 07:56
perang, perdagangan, ekspor, impor, surplus
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
Sejumlah truk pengangkut peti kemas melintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (16/12/2021).

Perang antara Rusia dan Ukraina bisa berdampak kepada perekonomian Indonesia. Surplus neraca perdagangan Februari 2022 diprediksi lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya karena ditopang kenaikan harga komoditas sebagai imbas konflik kedua negara tersebut.

Perkiraannya, surplus neraca perdagangan bulan lalu bisa berada mencapai US$ 3,29 miliar atau setara Rp 47,1 triliun. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan perdagangan RI akan mencatat surplus US$ 1,7 miliar atau setara Rp 24,3 triliun.

Ekspor diperkirakan tumbuh 37,1% secara year-on-year (YOY), lebih tinggi dibandingkan 25,31% pada bulan sebelumnya. Sementara impor tumbuh lebih tinggi sebesar 44,9% secara YOY, juga di atas realisasi bulan sebelumnya 36,77%. 

Peningkatan dari sisi ekspor didorong kenaikan harga komoditas sebagai imbas perang Rusia dan Ukraina. "Ekspor sejak akhir Februari makin kuat terutama karena kenaikan harga komoditas. Pendorongnya masih batu bara, CPO dan mineral," kata David kepada Katadata.co.id, Senin (14/3).

 Dari sisi impor, kenaikan terutama dipengaruhi periode musiman, terutama untuk impor bahan baku dan barang konsumsi menjelang bulan Ramadan dan lebaran.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan surplus Februari bisa mencapai US$ 3,29 miliar, naik 254% dibandingkan bulan sebelumnya. Ekspor diperkirakan tumbuh hingga 43,09% secara tahunan.

"Surplus neraca dagang Februari naik signifikan di tengah pencabutan larangan ekspor batu bara. Harga komoditas utama juga melonjak akibat eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina," kata Faisal dalam risetnya.

Faktor pendorong perbaikan ekspor selain karena kenaikan harga komoditas dan pembukaan ekspor batu bara, juga ditopang membaiknya permintaan dari Cina seiring dengan kembalinya PMI manufaktur ke zona ekspansi, dan peningkatan Baltic Dry Index.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...