Jokowi Perkirakan Inflasi Tambah 1,8% karena Harga BBM Naik
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi akan berimbas pada peningkatan inflasi. Presiden Joko Widodo pun memperkirakan inflasi akan bertambah 1,8% akibat naiknya harga bahan bakar.
"Itungan dari menteri-menteri kemarin inflasi akan naik 1,8%," kata Jokowi pada Sarasehan 100 Ekonom di Jakarta, Rabu (7/9).
Kenaikan itu akan terjadi apabila pemerintah tidak melakukan upaya apapun. Namun, Jokowi memastikan pemerintah akan intervensi.
Makanya ia memerintahkan pemerintah daerah untuk ikut berupaya dalam menekan inflasi. "Harus gerak, seperti saat Covid-19 kemarin," ujar Presiden.
Pemerintah daerah diminta memangkas 2% dari Dana Transfer Umum (DTU) yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH). Dana itu diharapkan dapat menutup biaya pengiriman bahan pangan dari sentra produksi ke berbagai wilayah.
Kepala Negara pun menceritakan pengalamannya saat menjadi pemimpin daerah. Mantan Wali Kota Solo itu mensubsidi biaya transportasi bawang merah saat terjadi kenaikan harga.
Dalam kesempatan itu, ia juga memperkirakan konflik geopolitik global masih berlangsung dalam waktu yang lama. "Jangan berharap perang besok atau bulan depan selesai," kata Jokowi.
Dampaknya, Kepala Negara tidak bisa memperkirakan seberapa jauh harga pangan akan melesat. Tak hanya itu, harga komoditas energi juga sudah melambung.
Dampak kenaikan harga itu sudah terjadi di seluruh negara. "Sejauh mana mempengaruhi pertumbuhan dan inflasi? Negara mana yang kena? Ini kita harus hati-hati," ujar dia.