Rupiah Melemah Pagi Ini Setelah Data Inflasi AS di Atas Ekspektasi
Nilai tukar rupiah dibuka melemah pagi ini tujuh poin ke level Rp 15.600 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pelemahan didorong rilis data inflasi inti pengeluaran pribadi konsumen (PCE) di Amerika yang ternyata di atas ekspektasi pasar.
Mengutip Bloomberg, rupiah melemah ke arah Rp 15.628 pada pukul 09.15 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan akhir pekan lalu di RP 15.593 per dolar AS.
Mata uang Asia lainnya bergerak variatif. Pelemahan juga dialami peso FIlipina 0,18%, rupee India 0,12%, ringgit Malaysia 0,02%, dan dolar Singapura 0,05%. Sebaliknya yen Jepang menguat 0,30% bersama dolar Taiwan 0,04%, won Korsel 0,36%, yuan Cina 0,10% dan baht Thailand 0,28%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan melemah hari ini setelah rilis data penting yang menjadi acuan bank sentral AS, The Fed pada akhir pekan lalu. Rupiah akan diperdagangkan di rentang Rp 15.550-Rp 15.650 per dolar AS.
"Rupiah diperkirakan akan melemah oleh naiknya imbal hasil obligasi AS setelah data inflasi PCE AS yang lebih tinggi dari perkiraan," kata Lukman dalam risetnya, Senin (26/12).
Indeks inflasi inti (PCE) AS pada November mencapai 5,5% secara tahunan, turun dari bulan sebelumnya 6,1% dan sesuai ekspektasi pasar. Namun inflasi inti PCE, yang tidak menghitung kenaikan harga energi dan pangan, sedikit di atas ekspektasi yakni 4,7% walaupun lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Inflasi inti PCE ini merupakan data yang sering dipertimbangkan The Fed sebelum mengerek kebijakan suku bunganya. Namun, Lukman melihat pelemahan rupiah kemungkinan terbatas dan ada kecenderungan kondisi nilai tukar membaik di tengah libur Natal serta tahun baru yang mendongkrak konsumsi masyarakat.
