Dirut Mayapada Jelaskan Nasib Kredit Rp 296 Miliar ke Hanson

Bank Mayapada KATADATA | Arief Kamaludin
Bank Mayapada KATADATA | Arief Kamaludin
20/1/2020, 06.58 WIB

Nasib pinjaman jangka pendek Hanson International (MYRX) ke berbagai pihak, termasuk bank, jadi sorotan. Ini setelah perusahaan milik Benny Tjokrosaputro tersebut mengungkapkan gagal bayar atas pinjaman individu. Berdasarkan laporan keuangan Hanson per akhir September 2019, pinjaman bank terbesar yang jatuh tempo kurang dari setahun yaitu kepada Mayapada sebesar Rp 296,1 miliar.

Direktur Utama Bank Mayapada (MAYA) Hariyono Tjahjarijadi menjelaskan, bank hanya memiliki pinjaman jangka pendek kepada Hanson dan masih berstatus lancar. "Kami hanya memberikan kredit modal kerja jangka pendek satu tahunan," kata dia ketika dihubungi oleh Katadata.co.id, Jumat (17/1) pekan lalu.

(Baca: Kejaksaan Agung Blokir 156 Bidang Tanah Diduga Milik Benny Tjokro)

Ia mengataan, pinjaman tersebut dijamin dengan aset berupa tanah. Nilai aset tersebut mampu menutup 100% kredit. Alhasil, risiko kredit dinilai terkendali. "Ada jaminannya dengan nilai likuid yang cover nilai pinjamannya," kata dia.

Mengacu pada laporan keuangan Hanson per 30 September 2019 (belum diaudit), perusahaan memiliki total kewajiban jangka pendek sebesar Rp 3,6 trilun. Yang terbesar yaitu pinjaman individu Rp 2,5 triliun. Sedangkan total pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman bank jangka panjang yang segera jatuh tempo Rp 485,4 miliar, terbesar ke Mayapada Rp 296,1 miliar.

Daftar Liabilitas Jangka PendekNominal Jatuh Tempo Kurang dari Satu Tahun
1. Utang UsahaRp 29 miliar
2. Utang Lain-lainRp 70,5 miliar
3. Liabilitas yang masih harus dibayarRp 122,5 miliar
4. Pinjaman Bank Jangka Pendek
Bank MayapadaRp 296,1 miliar
Bank Capital IndonesiaRp 64 miliar
Bank Woori Saudara Indonesia 1906Rp 67,6 miliar
Bank MNC InternationalRp 22,7 miliar
5. Pinjaman Bank Jangka PanjangRp 35 miliar
6. Pinjaman IndividualRp 2,5 triliun
TotalRp 3,6 triliun

Sumber: Laporan Keuangan 30 September 2019 (belum diaudit)

Tanggungan tersebut terjadi di tengah kinerja keuangan yang menurun. Per 30 September 2019, Hanson hanya membukukan laba Rp 77,4 miliar. Capaian tersebut turun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 182,4 miliar.

Kinerja arus kas operasional perusahaan juga mengalami penurunan. Arus kas operasional Rp 131,1 miliar, turun dari periode sama tahun lalu Rp 297,1 miliar. Di sisi lain, likuiditas perusahaan tercatat tertekan. Aset lancar Rp 1,19 trilun, sedangkan liabilitas jangka pendek Rp 3,6 trilun.

(Baca: Tersandung Jiwasraya, Ini Jejak Benny Tjokro di Puluhan Perusahaan)

Neraca KeuanganNominal
Total AsetRp 12,9 triliun
Aset LancarRp 1,19 triliun
Aset Tidak LancarRp 11,7 triliun
Total LiabilitasRp 4,4 triliun
Liabilitas Jangka PendekRp 3,6 triliun
Liabilitas Jangka PanjangRp 814,7 miliar
Total EkuitasRp 8,5 Triliun

Sumber: Laporan Keuangan Hanson per 30 September 2019