Biaya Produksi Meningkat, Laba Bersih PTBA Anjlok 22,5%

www.ptba.co.id
Ilustrasi. PTBA mencatatkan pendapatan usaha pada semester I 2019 sebesar Rp 10,6 triliun, turun tipis dibanding periode yang sama tahun lalu.
Editor: Agustiyanti
16/9/2019, 13.35 WIB

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih pada semester I 2019 sebesar Rp 2 triliun, turun 22,48% dibandingkan periode yang sama  tahun lalu (year on year/ yoy) sebesar Rp 2,58 triliun. Penurunan kinerja keuangan tersebut terutama disebabkan meningkatnya biaya angkutan kereta api, seiring kenaikan volume angkutan batu bara.

Sekretaris Perusahaan PTBA Suherman mengatakan, terdapat kenaikan biaya jasa penambangan seiring dengan peningkatan produksi dan peningkatan nisbah kupas (stripping ratio) pada semester I 2019. Alhasil, beban pokok penjualan perseroan meningkat 13% (yoy) menjadi Rp 6,96 triliun. 

"Pada semester pertama 2019 (nisbah kupas) sebesar 4.6, sedangkan semester I 2018 nisbah kupasnya 4.3," ujar Suherman dalam keterbukaan informasi, Senin (16/9).

Di sisi lain, pendapatan usaha BUMN ini pada semester I 2019 tercatat turun tipis 0,95% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 10,6 triliun. Penurunan pendapatan terutama dipengaruhi oleh harga jual rata-rata batu bara yang turun 6,8% menjadi sebesar Rp 778.821 per ton. 

(Baca: Petinggi Vale Bakal Temui Jokowi untuk Putuskan Divestasi 20% Saham)

Sementara, volume produksi  PTBA pada semester I 2019 meningkat sebesar 9,7%. menjadi 13,40 juta ton. Naiknya volume penjualan seiring meningkatnya produksi batu bara sebesar 14,1% menjadi 12,8 juta ton dan kapasitas angkutan batu bara sebesar 5,5%.

Selain itu, menurut Suherman, perseroan juga mengoptimalkan peluang pasar ekspor ke beberapa negara dan mengoptimalisasi penjualan ekspor batu bara medium to high ke premium market. 

Adapun jika dirinci, pendapatan usaha terdiri dari pendapatan penjualan domestik sebesar 53%, ekspor 45%, dan aktivitas lainnya sebesar 2%. Pendapatan diperoleh dari penjualan briket, listrik, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.

(Baca: Tekan Impor, Menteri Rini Dorong Industri Hilirisasi Batu Bara)

Pada semester I 2019, PTBA juga mencatatkan aset perusahaan mencapai Rp23,41 triliun, terdiri dari aset tetap sebesar 29%, dan kas setara kas sebesar 23%. Saat ini, kas dan setara kas (di luar deposito dengan jangka waktu lebih dari enam bulan) tercatat sebesar Rp5,29 triliun.

Adapun liabilitas perseroan pada semester I 2019 sebesar Rp7,16 triliu. Dari jumlah tersebut, 60% diantaranya merupakan liabilitas jangka pendek. Posisi kas dan setara kas  serta liabilitas tersebut turun jika dibandingkan pada 31 Desember 2018.

Kondisi ini menyebabkan cash ratio atau cash and equivalent terhadap liabilitas jangka pendek perusahaan menjadi 122%. "Berarti perseroan memiliki likuiditas kuat atau sangat mampu memenuhi liabilitas jangka pendek tepat waktu," ujar Suherman.

Reporter: Fariha Sulmaihati