Perusahaan dari kelompok Bakrie tengah gencar ekspansi di bisnis hulu migas. Anak usaha Energi Mega Persada (EMP) baru saja meneken kesepakatan pengembangan blok gas Buzi EPCC di Mozambik. Di sisi lain, Kinross International berencana mencaplok 25% saham Mitsubishi Corporation di blok gas Kangean, Jawa Tmur.
EMP melalui anak usahanya Buzi Hydrocarbons (BHPL) menguasai 75% saham di blok Buzi, sisanya dipegang perusahaan migas pelat merah Mozambik, Empressa Nacional de Hidrocarbonetos (ENH). Kedua perusahaan meneken kesepakatan pengembangan pada 20 Agustus 2019, dengan estimasi nilai investasi mencapai US$ 50 juta atau sekitar Rp 711 miliar.
(Baca: Energi Mega Rugi US$ 12,7 Juta pada 2018, Produksi Gas Turun)
Aktivitas pengeboran di blok tersebut ditargetkan mulai berjalan pada Oktober 2019. "Kesepakatan bisnis ini merupakan wujud dari komitmen perusahaan untuk meningkatkan produksi serta cadangan migas," kata Chief Investment Officer EMP Taufan Rotorasiko melalui keterangan tertulis. Selain di Mozambik, EMP memegang working interest pada enam kontrak kerja sama migas di dalam negeri.
Di sisi lain, perusahaan Bakrie lainnya, Kinross International berencana mengakuisisi 25% saham Mitsubishi Corporation di Blok Kangean, Jawa Timur. Untuk itu, Kinross bakal menarik pinjaman sebesar US$ 88,25 juta atau sekitar Rp 1,25 triliun. EMP akan meminta persetujuan pemegang saham untuk menjamin penuh pinjaman Kinross.
(Baca: Jalan Memutar Grup Bakrie Caplok 25% Saham Mitsubishi di Blok Kangean)
Saat ini, Bakrie memiliki 50% saham di Blok Kangean melalui EMP. Sedangkan Mitsubishi dan Japan Petroleum Exploration memiliki porsi saham masing-masing 25%. Bila rencana akuisisi terealisasi maka Bakrie bakal menguasai 75% saham di Blok Kangean.
Berdasarkan keterbukaan informasi EMP yang dipublikasikan situs Bursa Efek Indonesia (BEI), Blok Kangean memiliki kontribusi besar untuk pendapatan perusahaan. Sepanjang paruh pertama 2019, kontribusinya mencapai 47% terhadap pendapatan total. Mengutip laporan keuangan perusahaan, pendapatan total sebesar US$ 116,35 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun.
Tahun lalu, EMP menggelontorkan investasi lebih dari US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,8 triliun (rata-rata kurs rupiah 2018: Rp 14.247/dolar AS) untuk menggenjot produksi Blok Kangean.
(Baca: EMP Sebut Lifting Blok Kangean Rendah Karena Penyerapan Belum Maksimal)
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi, lifting gas Blok Kangean pada semester I 2019 sebesar 133 MMscfd atau baru 67% dari target yang sebesar 200 MMscfd. Pada akhir Juli, CFO dan Direktur Energi Mega Persada Edoardus A. Windoe menyebut rendahnya lifting karena penyerapan di wilayah Jawa Timur belum maksimal.