Kas Adhi Karya Minus Rp 2,5 Triliun Akibat Proyek LRT Jabodebek

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Petugas proyek LRT Jabodebek di pembangunan Stasion Taman Mini, Jakarta Timur, Senin (14/1). Adhi mengeluarkan total Rp 14 triliun untuk pembangunan LRT, namun pembayaran yang diterima baru Rp 7,1 triliun.
21/8/2019, 16.59 WIB

Selain proyek LRT, ada juga pekerjaan dalam proyek pembangunan tol yang belum dibayarkan, yaitu ruas Tol Banda Aceh-Sigli. Adapun biaya investasi untuk penyelesaian proyek ini akan mencapai Rp 7,63 triliun.

Mengutip laporan keuangan semester I 2019, arus kas dari aktivitas operasi minus Rp 2,52 triliun. Penyebabnya, penerimaan operasi Rp 5,32 triliun, namun pengeluaran mencapai Rp 7,84 triliun.

(Baca: Dana Infrastruktur Rp 419 T pada 2020, Pemerintah Agresif Bangun Jalan)

Sedangkan kas dan setara kas pada akhir Juni 2019 tercatat Rp 2,23 triliun, turun dari posisi awal tahun Rp 3,26 triliun. Di sisi lain, total liabilitas jangka pendek – jatuh tempo kurang dari satu tahun -- Rp 19,36 triliun. Ini artinya, aset lancar hanya mampu menutup sekitar 16% dari total kewajiban jangka pendek.

Seiring tekanan arus kas, Adhi Karya membukukan laba bersih sebesar Rp 215 miliar, hanya naik 1% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Halaman: