Bangunan Bersejarah Jadi Modal Semarang Sebagai Kota Budaya Dunia

KATADATA/NUNUNG AHNIAR
Lawang Sewu, salah satu objek wisata sejarah di Kota Semarang, Jawa Tengah. Lawang Sewu dahulu merupakan kantor jawatan kereta api Belanda atau Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij.
Penulis: Michael Reily
Editor: Sorta Tobing
24/6/2019, 11.29 WIB

Setelah keliling Kota Lama, Arief langsung menuju destinasi Lawang Sewu, sebuah gedung bersejarah yang dulunya merupakan kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Lawang Sewu berdiri sejak 1907 yang terletak di bundaran Tugu Muda.

Setelah kemerdekaan, Lawang Sewu menjadi kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI). sekarang masyarakat mengenalnya dengan PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Meski namanya Lawang Sewu, jumlah pintu yang ada di sana tak mencapai seribu.

Menurut Arief, Kota Lama Semarang harus menggunakan benchmark profesional yang sudah berkelas dunia untuk jadi Kota Budaya Internasional. Tak kalah penting, harus ada Integrated Tourism Masterplan. "Buat tim, libatkan Kementerian Pariwisata. Kami akan dukung untuk mendapatkan status UNESCO World Heritage," ujarnya.

(Baca: Promosi di Dua Kota, Pemerintah Incar Kedatangan Wisatawan Rusia)

Menyadari besarnya potensi pariwisata di kawasan Kota Lama, Wakil Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti ingin supaya Kota Lama mendapatkan status "World Heritage City". Dia mengaku kawasan Kota Lama saat ini sudah bersih dari bangunan liar dan tidak kumuh lagi.

Kota Lama Semarang memiliki 117 bangunan cagar budaya, sekitar 80% bangunan sudah lewat proses revitalisasi. “Kami berharap Kementerian Pariwsata bisa membantu menggelar banyak atraksi di Kota Lama sebagai dukungan. Karena kami ingin destinasi Kota Lama menjadi berkelas dunia,” kata Hevearita.

Halaman:
Reporter: Michael Reily