Selain Meikarta, Beberapa Proyek Kota Baru Kepung Jawa Barat

Agung Samosir|KATADATA
Maket perumahan.
Penulis: Yuliawati
12/9/2017, 21.56 WIB

Pembangunan properti di kawasan Provinsi Jawa Barat meningkat pesat berkat beberapa proyek infrastruktur. Beberapa perusahaan properti jumbo mengincar pembangunan kota baru di Jawa Barat hampir berbarengan.

"Pembangunan infrasktruktur membuat daerah pinggiran memiliki koneksi yang terintegrasi dengan Jakarta sebagai pusat kota, hal ini yang mendorong pertumbuhan properti," kata pengamat properti Colliers International Research Ferry Salanto, Jakarta (12/9).

(Baca: Bos Lippo Optimistis Bisnis Properti Cerah Berkat Pertumbuhan Ekonomi)

Ferry mencontohkan meskipun jaraknya jauh dengan Jakarta, namun kawasan Cikarang dan Karawang menjadi mudah dijangkau dan berkoneksi langsung dengan Ibu kota, berkat pembangunan infrastruktur.

Beberapa proyek infrastruktur di kawasan tersebut yakni jalan tol layang Jakarta-Cikampek, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan Light Rail Transit (LRT) koridor Cawang-Bekasi Timur-Cikarang. Selain itu pembangunan Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati, Majalengka.

(Baca: Geliat Usaha Digital Dorong Bisnis Perkantoran Jakarta)

Pengamat properti Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, Cikarang dan Karawang menjadi menarik karena selain pembangunan infrastruktur, wilayah tersebut merupakan kawasan industri. "Ada masyarakat bekerja, ada demand di sana," kata dia.

Berdasarkan hasil riset IPW, kata Ali, sebanyak 55% konsumen di kawasan Cikarang Bekasi mampu membeli tempat tinggal dengan harga Rp 150 juta.  Sehingga diperkirakan kawasan properti yang dibutuhkan untuk kelas menengah ke bawah. (Baca: Survei: 45 Persen Masyarakat Indonesia Tidak Siap Beli Properti)

Grup Lippo menyasar Cikarang dengan membangun megaproyek Meikarta seluas 500 hektar di Cikarang, Bekasi. Investasi yang disiapkan untuk membangun Meikarta sebesar Rp 278 triliun. Saat ini perusahaan masih terkendala izin dari Pemprov Jawa Barat.

Rencananya megaproyek Meikarta akan menyediakan beragam fasilitas. Salah satunya transportasi Automatic People Mover (mono rail) yang menghubungkan tujuh kawasan industri di Bekasi. Selain itu berencana membangun tujuh mal dengan total luasan 500.000 meter persegi.  (Baca juga:  Bos Lippo Akui Belum Melengkapi Izin Megaproyek Meikarta)

Di samping itu, Lippo juga akan membangun rumah sakit, hotel internasional berbintang lima, perpustakaan nasional, pusat kesenian, sekolah dan universitas nasional.

(Baca juga: Pemasaran Proyek Meikarta di Kantor Kementerian Menuai Penolakan)

Sementara itu pengembang properti asal Singapura, Pollux Properties, sedang membangun proyek kota mandiri terpadu di Karawang. Total investasi Rp 50 triliun yang akan mendapat bantuan dari 11 perbankan untuk proses pembayaran konsumen. Saat ini proyek masih dalam tahap pembentukan fondasi dan bakal selesai dalam 2020.

Di kawasan dekat Bandung, properti pun tumbuh. Pemerintah Provinsi Jawa Barat merencanakan pembangunan dan penyelesaian beberapa jalan tol seperti Bandung Intra Urban Toll Road, Soreang-Pasirkoja, Cileunyi-Sumedang-Dawuhan, dan Cileunyi-Garut-Tasikmalaya yang diperkirakan memudahkan arus transportasi.

Di kawasan Gedebage juga rencananya akan menjadi kawasan yang disertai fasilitas kereta cepat High Speed Railway dan Light Rail Transit Bandung Raya.  "Jarak waktu antara Bandung dan Jakarta akan jadi 37 menit dengan kereta cepat," ujar Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa, beberapa waktu lalu.

PT Summarecon Agung Tbk rencananya akan membangun kota baru Summarecon Bandung Gedebage seluas 300 hektar. Summarecon telah mendapatkan izin analisa dampak lingkungan (Amdal) dari pemerintah.

Summarecon berencana membangun rumah, apartemen, ruko, perkantoran, dan rekreasi. Pengembang menyasar segmen pasar menengah ke atas, dengan harga rumah yang dibangun ditawarkan dengan harga antara Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar per unit. Summarecon Bandung memiliki akses ke ruas jalan tol Cipularang maupun Soekarno-Hatta, Bandung.

Ferry mengatakan meskipun kota baru yang ditawarkan dalam waktu hampir bersamaan, perusahaan properti tak akan mengeluarkan produknya sekaligus. "Pembangunan properti akan secara bertahap sehingga penyerapannya akan terkontrol," kata dia.

Ferry mengatakan, maraknya pembangunan properti tak hanya di Jawa Barat, tapi juga terjadi di sekitar kota-kota besar. Dia menyebutkan kota-kota pinggiran sekitar Surabaya dan Semarang pun akan mengalami hal yang sama, sebagai dampak dari infrastruktur yang sedang digenjot pemerintah.