Peta Kekuatan Politik Jawa Barat dan Jawa Tengah Jelang Pencoblosan

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Ilustrasi konvoi kampanye para pendukung pilkada serentak.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
8/6/2018, 09.27 WIB

Ganjar-Yasin di atas angin

Dari hasil survei terbaru Charta Politica, pasangan Ganjar-Taj Yasin mendapatkan perolehan elektoral hingga 70,5%. Sementara elektabilitas pesaingnya, Sudirman-Ida, hanya sebesar 13,6%. Perolehan suara yang dimiliki Sudirman-Ida bahkan lebih kecil dari jumlah responden yang belum menentukan pilihannya sebesar 15,9%.

Dalam survei yang pada 23-29 Mei 2018 ini, Charta Politika melibatkan 1200 responden di seluruh Jawa Tengah. Metode yang digunakan multistage random sampling dengan margin of error +/- 2,8% dan tingkat kepercayaan 95%. Quality control dilakukan terhadap 20% sampel.

Yunarto mengatakan, rendahnya elektabilitas Sudirman-Ida lantaran tingkat pengenalannya yang masih cukup rendah. Tingkat pengenalan masyarakat Jawa Tengah terhadap Sudirman hanya sebesar 41,2% dengan kesukaan mencapai 91,9%. Ida memiliki tingkat pengenalan sebesar 27,9% dengan tingkat kesukaan mencapai 93,1%.

Adapun, Ganjar yang merupakan petahana Gubernur Jawa Tengah memiliki tingkat pengenalan sebesar 86,8% dengan kesukaan mencapai 96,6%. Taj Yasin memiliki tingkat pengenalan mencapai 34,8% dengan kesukaan sebesar 95,9%.

“Bagaimana mungkin pertarungan apple to apple dari elektabilitas jika tingkat pengenalannya berbeda jauh. Ini yang jadi kesulitan dari Sudirman Said sebagai calon gubernur penantang inkumben,” kata Yunarto.

(Baca juga: Di Mana Kantong Suara Ganjar Pranowo?)

Yunarto mengatakan, jomplangnya elektabilitas dan tingkat pengenalan Sudirman-Ida dengan Ganjar-Taj Yasin lantaran waktu kampanye yang terbatas. Mereka harus berkampanye untuk dapat dikenali masyarakat Jawa Tengah hanya dalam waktu empat bulan.

Selain itu, Sudirman-Ida terhambat aturan pemasangan atribut kampanye. Saat ini pemasangan atribut kampanye hanya diperbolehkan untuk penyelenggara pemilu.

“Di situ banyak diskusi terjadi mengenai sulitnya penantang ketika tingkat pengenalan masih sangat kecil,” kata Yunarto.

Penyebab lainnya, pendukung Sudirman-Ida dianggap tak solid. Berdasarkan survei Charta Politika, hanya 54,2% pendukung Gerindra yang memilih Sudirman-Ida. Pendukung PKS hanya sebesar 40,4% yang mendukung Sudirman-Ida.

Adapun, PKB yang mendorong Ida berpasangan dengan Sudirman hanya memberikan basis suara sebesar 23,3%. Sebanyak 57,5% dari pendukung PKB memilik Ganjar-Taj Yasin.

“Massa PKB ternyata lebih banyak yang mendukung Taj Yasin yang juga mewakili NU,” kata Yunarto.

Halaman: