Bom Tiga Gereja di Surabaya Dinilai Terorganisasi dengan Baik

ANTARA FOTO/Novrian Arbi
TKP lokasi ledakan bom panci di taman Pandawa, Bandung, Jawa Barat, Senin (27/2/2017).
Penulis: Yuliawati
13/5/2018, 11.38 WIB

Ledakan diduga bom bunuh diri terjadi dalam waktu berdekatan di tiga gereja di Surabaya, Jawa timur, Minggu (13/5). Ledakan terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung, ledakan pertama terjadi di Gereja Maria Tak Tercela, yaitu sekitar pukul 07.30 WIB. Dua ledakan selanjutnya terjadi masing-masing lima menit setelah ledakan pertama.

Berdasarkan laporan Kompas TV, hingga saat ini, ledakan tersebut menyebabkan sembilan orang meninggal dan 40 orang mengalami luka. Bom bunuh diri terjadi saat diadakan misa di gereja.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, bom bunuh diri di GKI Diponegoro diduga dilakukan seorang perempuan dan dua anak di halaman gereja. Sedangkan ledakan bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Pusat diduga berasal dari kendaraan roda empat. 

Sementara berdasarkan kamera CCTV,  ledakan di Gereja Santa Maria diduga berasal dari bom bunuh diri seorang sepeda motor yang berada di dekat pos satpam gereja. 

Peneliti Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya, menilai serangan dalam waktu berdekatan menunjukkan dilakukan secara terorganisasi.  "Serangan ini terorganisasi dengan baik, mencermati ada selisih waktu antara tiga tempat kejadian itu sekitar lima menit,” kata Harits kepada Katadata.co.id.

(Baca juga: Muhammadiyah dan Maarif Institute Kutuk Teror Bom Surabaya)

 

 

Tindakan bom bunuh diri ini mendapat kecaman banyak pihak. Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur DR M. Saad Ibrahim mengatakan tindakan tersebut merusak tatanan umat, bangsa, dan kemanusiaan.

“Perbuatan mereka, siapapun yang melakukannya, berhadap-hadapan dengan perjuangan Muhammadiyah,” kata Saad yang merupakan dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.