Survei Indo Barometer: Tergerus Pesaing, Elektabilitas Ridwan-UU Turun

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Pendopo Wali Kota, Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12/2017).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
19/4/2018, 19.08 WIB

Survei Indo Barometer mencatat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil - UU Ruzhanul Ulum masih bertengger di posisi pertama. Hanya saja, tren elektabilitas pasangan tersebut menurun mendekati 10% dalam tiga bulan terakhir.

Survei yang diadakan pada 20-26 Maret 2018 dengan melibatkan 1200 responden di seluruh Jawa Barat. Metode yang digunakan multistage random sampling dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka. Adapun, margin of error survei ini sebesar +/- 2,83% dan tingkat kepercayaan 95%.

Berdasarkan survei Indo Barometer, elektabilitas pasangan Ridwan - UU pada Maret 2018 sebesar 36,7%. Angka ini menurun 8,1% jika dibandingkan pada Januari 2018 lalu yang sebesar 44,8%.

(Baca juga: Survei Pilgub Jabar, Ridwan Kamil-Uu dan Deddy-Dedy Bersaing Ketat)

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, penurunan elektabilitas Ridwan - UU karena bergesernya suara ke para pesaingnya, yakni Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi, Sudrajat - Akhmad Syaikhu, serta TB Hasanuddin - Anton Charliyan. Ketiga pesaing Ridwan - UU diketahui mengalami tren peningkatan.

Pada survei teranyar, elektabilitas Deddy - Dedi diketahui meningkat 3,4% dari sebelumnya 27,9% menjadi 31,3%. Elektabilitas Sudrajat - Syaikhu naik 4,5% dari sebelumnya 0,9% menjadi 5,4%. Sementara, elektabilitas Hasanuddin - Anton meningkat 2,4% dari 1% hingga 3,4%.

Menurut Qodari, ketiga pesaing Ridwan - UU baru mulai bekerja meningkatkan elektabilitas sejak ditetapkan secara resmi sebagai calon peserta Pilkada Jawa Barat. Karenanya, tren peningkatan elektabilitas tersebut baru dapat terlihat saat ini.

"Karena sudah masuk ke pertarungan resmi dan sudah muncul penantang yang serius bekerja karena sudah terdaftar resmi, terutama dari Asyik (Sudrajat - Syaikhu) dan Hasanah (Hasanuddin - Anton)," kata Qodari di Harris Suite FX Sudirman, Jakarta, Kamis (19/4).

(Baca juga: Prabowo Bakal "All Out" Dongkrak Suara Sudrajat-Syaikhu di Jabar)

Terlebih, lanjut Qodari, mesin partai kompetitor Ridwan - UU baru mulai digerakkan oleh para pengusungnya. Qodari mengatakan, mesin partai berperan besar karena memiliki konstituen di daerahnya masing-masing.

"Sekarang semua punya mesin partai, sedikit banyak partai bekerja, mereka juga punya kontituen," kata Qodari.

Karenanya, Qodari menilai jika Ridwan - UU perlu berhati-hati dengan tren penurunan ini. Sebab berdasarkan pengamatannya di Pilkada Jawa Barat, para penantang memiliki peluang untuk menyalip sosok yang memiliki elektabilitas tertinggi.

Politisi PPP Ervan Maksum mengatakan, penurunan elektabilis Ridwan - UU akan menjadi catatan para partai pengusung. Menurut Ervan, pihaknya akan berusaha untuk menggaet pemilih yang bukan merupakan segmen dari Ridwan - UU selama ini.

Ridwan - UU diketahui memiliki segmen pemilih yang berbasis di perkotaan dan memahami penggunaan teknologi. Karenanya, Ridwan - UU banyak menggaet pemilih melalui media sosial. ke depannya, strategi kampanye yang lebih efektif akan digunakan untuk menggaet pemilih dari segmen lainnya.

"Yang tidak memilih itu ibu-ibu dan berpendidikan bawah. Tinggal bagaimana membuat strategi kampanye lebih efektif untuk menutupi beberapa kekurangan itu," kata Ervan.