Status siaga Gunung Agung di Bali menyebabkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Bali, berkurang hingga 16 persen. Hal ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS), berdasarkan jumlah wisman yang mendarat di Bandara Ngurah Rai, Bali.
BPS mencatat jumlah kunjungan turis asing yang masuk melalui bandara tersebut sepanjang Oktober 2017 hanya 462.263 kunjungan. Jumlah ini lebih rendah 87.975 kunjungan, dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 550.238 kunjungan.
(Baca: Erupsi Gunung Agung, Ratusan Turis Asing Ajukan Perpanjangan Visa)
"Penurunan jumlah wisman karena status siaga Gunung Agung sejak akhir September lalu," kata Suhariyanto kepada wartawan di Gedung BPS, Jakarta, Senin (4/12).
Suhariyanto mengungkapkan jumlah wisman yang datang ke Bali mencakup 40 persen total kunjungan turis asing secara keseluruhan yang datang ke Indonesia. Tercatat pada Oktober 2017, jumlah wisman yang datang ke Indonesia mencapai 1.158.599 orang.
(Baca: Erupsi Gunung Agung, Bali Rugi Rp 250 Miliar Tiap Hari)
Secara total, jumlah wisman sepanjang Januari hingga Oktober 2017 mencapai 1.617.828 kunjungan. Angka ini meningkat 23,55 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 9,4 juta kunjungan. Kunjungan turis asing ke Indonesia ini dilakukan melalui 19 pintu utama sebanyak 10,01 juta kunjungan dan penghitungan di luar pintu utama sebanyak 1,61 juta kunjungan.
Suhariyanto berharap jumlah kunjungan wisman dan wisatawan nusantara pada Desember bisa meningkat untuk memberikan efek berkelanjutan kepada masyarakat. "Sektor pariwisata akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi baru," ujar pria yang akrab disapa Kecuk ini.
Selama Oktober 2017, kunjungan wisman ke Indonesia juga didominasi oleh turis Tiongkok sebesar 14,47 persen. Kemudian disusul oleh Singapura sebesar 9,82 persen, Malaysia 9,78 persen, Australia 8,73 persen, dan turis Jepang sebanyak 3,7 persen.
Di sisi lain, BPS mencatat penurunan terjadi dalam penghunian kamar hotel klasifikasi bintang pada Oktober 2017. Tingkat Penghunian Kamar hotel berbintang mencapai rata-rata 56,93persen, naik 0,8 poin dibandingkan Oktober 2016. Namun, terjadi penurunan sebesar 1,49 poin dibanding September 2017 yang mencapai 58,42 persen.
"Bulan Oktober tidak ada hari libur, itu berpengaruh untuk hotel," ujar Suhariyanto. (Lihat Video: Erupsi Gunung Agung Ancam Pariwisata Bali)
Prediksinya, pada Desember 2017 bakal terjadi peningkatan besar-besaran. Alasannya, terjadi libur panjang untuk perayaan Natal dan Tahun Baru yang bisa mengerek tingkat penghunian kamar hotel di Tanah Air.