Nama Rumah Adat Sumatera Barat

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/rwa.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menggunakan pakaian adat Minang saat meninjau Rumah Gadang Koto Pilliang di Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM), Padangpanjang, Sumatera Barat, Rabu (21/4/2021). Menparekraf selama tiga hari ke depan akan mengunjungi spot wisata berbasis budaya dan keindahan alam sebagai upaya membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah pandemi.
Editor: Redaksi
27/8/2021, 11.55 WIB

Sumatra Barat berada di pulau Sumatera. Ibu kotanya Padang. Ada beberapa suku di sana, antara lain Batak dan Mandailing. Rumah adat tradisional yang paling dikenal yakni Rumah Gadang, dari suku Minangkabau. Rumah ini memiliki lambang dan ukiran yang bernilai. 

Kontruksi rumah menggunakan bahan material kayu terbaik. Selain itu ada ukiran-ukiran penghias rumah. Dahulu, rumah ini dipakai untuk upacara adat masyarakat. Proses pembuatan rumah juga berlangsung lama. Rumah Gadang menjadi identitas suatu suku yang dipimpin oleh penghulu adat. Lalu, rumah Gadang menjadi tempat untuk berkumpul dan musyawarah masyarakat.

Rumah Gadang disebut juga cahayo nagari (cahaya nagari) atau hiasan nagari. Ada beberapa maknanya, seperti rumah gadang, rumah adat baanjuang, lumbuang bapereng, burung berukir, emas perak, sawah ladang, banda buatan, ternak dan tanaman. Beberapa nama tersebut menjelaskan tentang keagungan rumah yang dibangun berdasarkan tradisi dan kepercayaan masyarakat.

Buku "Kajian Filosofi Arsitektur Minangkabau" menjelaskan tentang dasar pembuatan rumah Gadang. Ada dua jenis kelarasan yang dianut. Pertama, Rumah Gadang Koto Piliang. Desain rumah tersebut memiki anjuang pada ujung kanan dan kiri, serta lantainya bertingkat.

Kedua, Rumah Gadang Bodi Caniago. Rumah ini tidak ada anjuang pada kedua ujuang dan lantainya datar. Anjuang atau anjung merupakan ruangan yang terletak pada sayap kontruksi sebelah kanan dan sebelah kiri rumah panggung. Selain di Rumah Gadang, anjuang ini digunakan suku Banjar untuk membangun rumah adatnya. Perbedaanya, anjuang rumah suku Banjar lebih tinggi dibandingkan lantai yang lain.

Rumah Gadang di Sumatera Barat hampir mirip dengan Rumah Bolon, yang  hampir berbentuk seperti kapal. Rumah Gadang memiliki atap panjang dan melengkung ke atas. Atap tersebut kurang lebih setengah lingkaran dan terbuat dari daun rumbia (nipah). Daun Rumbia berasal dari tanaman berjenis salma. Buah dari tanaman ini digunakan sebagai bahan tepung sagu. Sementara daunnya untuk berbagai jenis kerajinan anyaman. Rumah Gadang berbentuk persegi panjang dan lantainya di atas tiang-tiang. Sementara itu, tangga di tengah rumah, sebagai penghubung keluar masuk rumah. 

Bentuk bangunan rumah ini dirancang dapat menahan gempa bumi sampai berkekuatan  8 skala richter. Rumah tinggi ini tetap stabil jika terjadi gempa. Seperti rumah Bolon, pembentukan rumah adat ini tidak memakai paku. Rumah ini disambungkan memakai pasak yang bersifat lentur, tetapi bisa membentuk bangunan kuat.

Perkembangan Rumah Gadang

Pada abad ke 19, peneliti menemukan rumah adat yang digunakan untuk tempat tinggal keluarga. Dahulu masyarakat mengenal budaya tulis, dan rumah tradisonal memiliki berbagai ukiran, dan makna tertentu. Berdasarkan bentuk bangunan, rumah Gadang merefleksi budaya masyarakat mulai dari upacara adat, gender, sampai hubungan sosial.

Pembangunan rumah adat ini berdasarkan desain, materi, dan proses yang dilalui masyarakat itu sendiri. Tradisi menjadi faktor penting, ketika keluarga ingin membangun rumah melalui bimbingan generasi sebelumnya.

Sebelum membangun rumah ada beberapa ritual dan upacara tertentu. Upacara ini untuk memohon doa supaya rumah dapat berfungsi dan melindungi kkeluarga. Upacara itu adalah pemancangan tiang, selamatan dan penentuan waktu yang tepat.

Menurut Amos Rapoport, dalam House Form and Culture rumah adat tidak hanya sebagai tempat tinggal. Namun rumah untuk menjadi penghubung antara manusia dengan alam semesta.

Bahan Material Rumah Gadang

Rumah Gadang dibuat dari bahan kayu lokal untuk konstruksi rangka, dinding, lantai, konstruksi atap sampai serambi. Kayu yang digunakan berasal dari hutan dan jenis kayu yang dipakai adalah kayu ulin/kayu besi yang sudah tua. Kayu ulin dipilih yang sudah cukup tua karena memiliki kandungan minyak banyak. Kayu ulin tua dapat bertahan dari pembusukan hama kayu.

Kayu besi dipilih sebagai material pembangunan karena tekstur keras. Umurnya bisa bertahan sampai 150 tahun untuk membuat rumah. Batang-batang dari kayu besi ini biasanya digunakan untuk balok dan kolom rumah. Ada kayu jenis lainnya, seperti Meranti, Medang, Balam, Banio, Rasak, Surian, dan Kalek. Kayu-kayu tersebut berada di Sumatera Barat dan berkualitas baik.

Suku Minangkabau menggunakan atap yang panjang dan runcing menjulang untuk rumahnya. Bentuk atap ini hampir mirip dengan di daerah Sumatera lain. Ukuran rumah tergantung dari jumlah ruas dari depan ke belakang.

Fungsi dari Rumah Gadang

Rumah Gadang menjadi gambaran umum kehidupan suku Minangkabau. Pada kegiatan sehari-hari, rumah ini memiliki beberapa fungsi anatar lain:

1.Fungsi Adat

Rumah utama digunakan untuk upacara adat dan acara penting menyangkut suku Minangkabau. Berbagai upcara adat suku Minangkabau yaitu Turun Mandi, Khitan, Perkawinan, Batagak Gala (Pengangkatan Datuak), dan Kematian. Ruang utama berfungsi sebagai kegiatan yang digunakan untuk orang banyak. Fungsi ruang uatam ini sementara karena upacara adat hanya digunakan diwaktu tertentu.

2.Fungsi Keseharian

Rumah gadang punya ruangan cukup besar untuk menampung kegiatan sehari-hari. Rumah ini biasanya dihuni oleh sebuah keluarga besar dengan berbagai aktifitas mereka setiap harinya. Keluarga besar terdiri dari ayah, ibu serta anak wanita, baik itu yang telah berkeluarga ataupun yang belum berkeluarga, sedangkan anak laki-laki tidak memiliki tempat di dalam rumah gadang. Oleh karena itu Rumah Gadang dibangun cukup luas dan besar.

Rumah Gadang menjadi rumah tinggal bagi masyarakat umumnya. Rumah ini untuk berinteraksi antar anggota keluarga. Aktifitas sehari-hari keluarga seperti makan, tidur, berkumpul bersama anggota keluarga lain. Namun, rumah Gadang juga difungsikan untuk kegiatan bersama masyarakat.

Ada pembagian ruang didalam rumah gadang adalah:

  • Publik, yang digunakan adalah ruang tamu atau ruang bersama. Ruangan ini merupakan ruangan lepas tanpa adanya pembatas apapun.
  • Semi Privat, yang digunakan adalah ruang peralihan. Berada didepan kamar tidur serta anjuang (ruang khusus). Ruangan khusus ini terdapat di bagian ujung-ujung rumah. Ruangannya lebih kecil karena menjadi ruangan pribadi keluarga suku Minangkabau.
  • Privat, seperti kamar-kamar tidur yang terdapat di dalam rumah. Kamar tidur ini dihitung berdasarkan jumlah anak gadis yang dimiliki oleh sipemilik rumah.
  • Servis, adalah ruang dapur yang digunakan untuk memasak. Dahulu dapur tradisional masih memakai kayu sebagai bahan bakarnya.

Beberapa Karakteristik dan Derajat Rumah Gadang

Pada buku Rumah Gadang Arsitektur Tradisional Minangkabau, dijelaskan bahwa konstruksi bangunan rumah merupakan peninggalan tidak tertulis leluhur dan kebesaran budaya Minangkabau.

Rumah Gadang ditinjau dari model, denah, morfologi dan spesifikasi bangunan, hubungan antar elemen serta kompleksitas bangunan berdasarkan tempat dimana sebuah bangunan tersebut berada. Ada dua kelompok besar berdasarkan hukum adat yang berlaku didalam suku Minangkabau.

Sistem kelarasan Koto Piliang

Model rumah ini menggunakan sistem kelarasan Koto Piliang. Ada anjuang yang terdapat pada bagian kiri dan bangunan. Anjungan menjadi ruangan terhormat didalam suatu rumah Gadang. Anjungan ini dibuat lebih tinggi beberapa puluh sentimeter dari permukaan lantai bangunan.

Sistem kelarasan Bodi Caniago.

Sistem kelarasan Bodi Caniago tidak memakai anjuang. Rumah ini memiliki tinggi lantai yang sama. Dari bagian ujung sampai pangkal mempunyai ketinggian lantai yang sama.

Diluar rumah, ada halaman yang menjadi rumah terbuka. Halaman ini penting bagi suatu rumah Gadang. Halaman rumah tersebut bisa digunakan untuk melangsungkan acara-acara pada sebuah kekerabatan. Bagian yang terdapat pada sebuah halaman rumah Gadang, adalah Rangkiang.

Rangkiang yaitu bangunan yang terdapat dihalaman sebuah rumah Gadang. Bentuknya berbentuk bujur sangkar. Pada bagian atap ijuk bergonjong untuk lumbung tempat penyimpanan padi yang didirikan di depan rumah.

Fungsi Ruangan Rumah Gadang

1) Kolong rumah

Kolong terdapat dibawah rumah. Biasanya ada pagar yang menutupi kolong ini. Kolong ini digunakan untuk kandang ternak. Bentuk rumah ini seperti rumah tradisional Padang milik Suku Melayu di Kampung Dalam Kenegerian Salido. Namun, kolong rumah milik suku Melayu lebih tinggi sekitar 185 cm. Kolong tersebut dibiarkan kosong, bersih, tanpa pagar.

Selain hewan ternak, kolong dipakai untuk anak-anak bermain, upacara perkawinan, sampai mengadu ayam. Rumah panggung Gadang digunakan untuk keperluan supaya tidak lembab dan kering.

2) Ruang tamu

Ruang tamu disebut juga langkan atau beranda. Beranda biasanya dipakai ruang penerima tamu dengan dinding terbuka. Dinding terbuka ini hanya berupa berupa pagar/railing/balok bubutan. Tinggi ruang tamu sekitar 60 cm.

Ruang tamu dipakai untuk menunjukkan sifat keramahtamahan dan siap menerima tamu. Selain itu juga untuk bersantai, tempat merundingkan upacara adat dan keagamaan. Beranda dipakai sebagai ruang antara luar dan dalam rumah. Sebagai ruangan penghubung, beranda menjadi tempat pemberhentian orang luar atau para tamu. Sehingga ruangan di dalam digunakan area privat penghuni tetep terjaga.

3) Kamar tamu

Kamar tamu terletak di sebelah kiri beranda. Awalnya, kamar tamu ini dipakai saudara laki-laki keturunan Suku Melayu yang sedang pergi dari rumah. Istilah kamar tamu ini tidak digunakan untuk menginap tamu dalam pengertian umum.

4) Ruang keluarga

Rumah Gadang memiliki ruang santai berkumpul keluarga. Ruangan ini cukup untuk menampung acara keluarga. Ada jendela untuk menerangi ruangan keluarga ini. Selain itu ruang keluarga bisa digunakan untuk perkumpulan keluarga secara resmi, contohnya saja upacara adat, upacara keagamaan, dan upacara kematian. Di ruang ini ada lubar berukuran kurang lebih 10 cm. Lubang tersebut digunakan untuk mengalirkan air langsung ke kolong ketika memandikan jenazah.

Itulah penjelasan, fungsi, dan bagian rumah adat di Sumatera Barat. Semoga bermanfaat.