Mengenal Alat Musik Tifa dari Papua yang Sakral dan Erat dengan Ritual

Dok. Kedubes RI untuk AS
Tifa merupakan alat musik khas Papua dan Maluku
Penulis: Niken Aninsi
Editor: Intan
16/11/2021, 22.15 WIB

Musik-musik ritual tersebut memiliki irama yang sangat sakral, dan tifa memiliki peran penting untuk menentukan ritme dan menghasilkan tabuhan-tabuhan yang membuat ritual tersebut semakin hikmat dan khusyuk.

2. Tifa di Maluku

Tifa merupakan alat musik pukul yang punya sebutan sama, baik di daerah Papua maupun Maluku. Namun keduanya memiliki bentuk yang cukup berbeda. Tifa dari Papua memiliki pegangan di sampingnya dan berbentuk lebih ramping.

Tifa asli Maluku hanya berbentuk tabung biasa dan tidak memiliki pegangan. Alat musik yang khas ini memiliki ukiran-ukiran cantik sebagai penghiasnya dan menjadi khas daerah masing-masing. Namun bukan hanya sekedar hiasan, ukiran ini juga mengandung cerita kehidupan dan ungkapan syukur dari si pembuat tifa.

Alat musik tifa ini menjadi salah satu alat musik yang mengiringi upacara-upacara adat, tari-tarian tradisional dan tarian perang. Contohnya seperti tari Cakalele yang tariannya menggambarkan suasana peperangan masyarakat Maluku zaman dahulu. Tifa merupakan alat musik wajib untuk mengiringi tarian tersebut.

Tifa yang memiliki sebutan sama di Papua dan Maluku justru bukanlah menjadi satu-satunya sebutan untuk alat musik berbentuk tabung ini di berbagai bagian Maluku. Contohnya pada bagian Maluku tengah, tifa disebut sebagai tihal atau tahito. Modelnya pun memiliki bentuk yang berbeda.

Tihal atau tahito ini memiliki bentuk seperti gendang yang bulat pendek. Pada bagian pinggirnya terdapat anyaman tali rotan dengan beberapa kayu kecil yang disebut badeng diikat mengelilinginya. Bagian sisi yang dipukul juga umumnya memakai kulit kambing yang dikeringkan sebagai alas untuk dipukul. Bagian sisi yang lain akan dibiarkan terbuka saja.

Jenis Tifa

Nama alat musik tabuh yang satu ini tak hanya dikenal dengan nama tifa saja. Alat musik tifa memiliki nama yang berbeda-beda di beberapa daerah, contohnya pada bagian Maluku tengah, tifa disebut sebagai tihal atau tahito. Modelnya pun memiliki bentuk yang berbeda.

Tihal atau tahito ini memiliki bentuk seperti gendang yang bulat pendek. Pada bagian pinggirnya terdapat anyaman tali rotan dengan beberapa kayu kecil yang disebut badeng diikat mengelilinginya.

Bagian sisi yang dipukul juga umumnya memakai kulit kambing yang dikeringkan sebagai alas untuk dipukul. Bagian sisi yang lain akan dibiarkan terbuka saja.

Tihal atau tahito ini biasanya dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan, namun bisa juga dimainkan dengan alat seperti tongkat pemukul. Tongkat ini terbuat dari pelepah pohon kelapa, rotan, dan gaba-gaba yang berbahan dasar pelepah dahan sagu dengan panjang sekitar 60-100 cm.

Untuk tifa yang berasal dari Maluku, khususnya Maluku tenggara, badan tifa sendiri terbuat dari pohon sukun atau pohon eh. Baik bentuk dan ukurannya pun dibuat beragam. Sedangkan di pulau Aru, tifa ini biasanya dikenal dengan nama Titir.

Pembuatan Tifa

Proses pembuatan tifa ini memerlukan waktu maksimal 1 minggu, mulai dari proses penebangan, melubangi, pemangkasan, mengukir dan pemasangan kulit hewan. Kulit yang digunakan pada umumnya adalah kulit Biawak (bui-serui, weke-Kamoro, kasib-Biak,) orang Marind menggunakan kulit Rusa.

Untuk merekatkan kulit pada mulut tifa orang papua menggunakan darah dan kapur ada juga yang menggunakan getah pohon manggruf. Ukiran yang ditampilkan merupakan interpretasi dari kehidupan masa lalu yang merupakan kepercayaan nenek moyang mereka.

Orang Kamoro sering menonjolkan motif telur burung maleo, sirip ikan, makota kepala, buah-buah hutan, Orang Biak menonjolkan motif manusia seutuhnya, perahu yang digambarkan secara abstrak, orang Serui dan Marind menonjolkan lingkaran-lingkaran spiral dan lain sebagainya yang melambangkan kehidupan mereka.

Warnapun menjadi salah satu bagian terpenting dalam membuat tifa, bagi orang Papua warna dasar adalah Putih, Merah dan Hitam. Warnah merah terbuat dari tanah liat, biji-bijian, warnah putih terbuat dari kapu dan warnah hitam terbuat dari biji-bijian dan arang. Tetapi dengan perkembangan zaman warna alami ini mulai diganti dengan warna yang lebih modern yaitu cat.

Alat-alat yang digunakan dalam membuat tifa adalah, Kampak, parang, Pahat, linggis (besi penikam).

Halaman: