Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut wabah virus corona belum berdampak signifikan terhadap ekspor produk tambang meski Tiongkok merupakan pasar utama. Kegiatan operasional maupun investasi di sektor mineral dan batu bara atau minerba juga masih berjalan normal.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono menjelaskan, saat ini belum ada laporan terkait terganggunya aktivitas ekspor komoditas tambang ke Negera Tembok Raksasa tersebut. Meski begitu, ia tak menampik ada kemungkinan salah satu andalan ekspor Indonesia itu akan terganggu jika wabah virus corona berkepanjangan.
"Ini kan baru sebentar. Kalau sudah enam bulan mungkin baru kelihatan," kata Bambang saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (7/2).
Saat ini, dampak virus corona sudah terlihat pada kenaikan harga batu bara. Harga batu bara acuan (HBA) pada Februari 2020 ditetapkan sebesar US$66,89 per ton, naik dari bulan sebelumnya sebesar US$ 65,93 per ton.
(Baca: Diserang Corona, Pasar Modal Tiongkok Rontok)
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, penyebaran virus corona yang berpusat di Kota Wuhan, Provinsi Hubei telah membuat pasokan batu bara dari Tiongkok mengalami penurunan.
"Berkurangnya pasokan batu bara dari tambang di Tiongkok karena libur Tahun Baru Imlek dan penyebaran virus," kata Agung kepada Katadata.co.id, Kamis (6/2).
Kebakaran hutan di Australia juga mempengaruhi pasokan batu bara dari beberapa produsen utama dunia. Padahal, permintaan batu bara meningkat karena musim dingin yang terjadi di Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.
(Baca: Dampak Virus Corona, S&P Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok)
Pada tahun ini pemerintah menargetkan produksi batu bara sebesar 550 juta ton. Adapun realisasi produksi pada tahun lalu mencapai 610 juta ton atau melebihi target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2019 sebesar 489 juta ton.
Virus mirip flu ini pertama kali diidentifikasi di ibu kota Wuhan, Provinsi Hubei dan diyakini berasal dari pasar makanan laut di kota itu. Pemerintah Tiongkok telah mengisolasi Provinsi Hubei yang menjadi episentrum epidemi selama hampir dua minggu. Stasiun kereta api, bandara, dan akses jalanan ditutup.
Dikutip dari Reutes, virus corona telah menewaskan hampir 640 orang pada Jumat (7/2). Sedangkan jumlah kasus infeksi mencapai lebih dari 30 ribu orang dengan sebagian besar kasus di daratan Tiongkok. Virus tersebut juga sudah menyebar di sejumlah negara.