Premier Oil Mulai Salurkan Gas dari Proyek BIGP Blok Natuna

KATADATA/
Ilustrasi proyek migas
2/12/2019, 12.46 WIB

Premier Oil telah merampungkan sebagian proyek Bison, Iguana, dan Gajah-Puteri (BIGP) di Wilayah Kerja Natuna Sea Block A. Penyaluran gas pertama dari proyek bernilai sekitar US$ 325 juta tersebut dilakukan pada Kamis, 28 November 2019 lalu.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher menyatakan, keberhasilan pengerjaan proyek BIGP menjadi bukti lanjut kemampuan Premier Oil dalam melaksanakan siklus proyek dari eksplorasi hingga produksi.

Ia pun menyambut baik tambahan produksi gas dari proyek tersebut. "Hal ini merupakan upaya konkret untuk terus meningkatkan profil produksi Hulu Migas Indonesia" ujar Wisnu seperti keterangan tertulis, Senin (2/12).

(Baca: Pemerintah Bakal Setop Pengiriman Gas ke Singapura)

Tambahan produksi gas dari Lapangan Bison sekitar 15 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dan dari Lapangan Iguana sekitar 25 MMscfd. Sedangkan Lapangan Gajah Puteri diperkirakan mulai berproduksi Desember ini. Adapun cadangan gas pada proyek BIGP sebesar 93 miliar kaki kubik (BCF).

Awalnya, proyek BIGP ditargetkan rampung pada kuartal ketiga 2019. Namun, penyelesaiannya mundur karena peralatan yang dipesan dari Inggris terlambat datang.

Di Wilayah Kerja Natuna Sea Block A, Premier Oil memegang saham sebanyak 28,67%. Sedangkan sisa saham dimiliki oleh Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (KUFPEC), Pertamina, PTT, dan Petronas.

Adapun tahun ini, SKK Migas mengharapkan sembilan proyek migas baru bisa berproduksi. Sebelumnya, empat proyek sudah berproduksi, yaitu Terang Sirasun Batur Phase 2 yang dikelola Kangean Energy Indonesia dengan estimasi produksi gas sekitar 170 MMscfd.

(Baca: Dua Proyek Baru Gagal Produksi, Lifting Migas 2019 Diproyeksi Turun)

Kemudian, proyek Seng Segat oleh EMP Bentu dengan estimasi produksi gas sekitar 60 MMscfd, Ario-Damar-Sriwijaya Phase-2 oleh Tropik Energi Pandan dengan estimasi produksi gas sekitar 20 MMscfd, dan Suban Compression oleh ConocoPhillips (Grissik) dengan estimasi produksi gas sekitar 100 MMscfd.

Di sisi lain, empat proyek migas tengah dalam proses finalisasi. Selain BIGP, proyek yang tengah finalisasi yakni Bukit Tua Phase-3 oleh Petronas Carigali Ketapang II. SKK Migas memproyeksikan proyek tersebut bisa memproduksi minyak sebesar 3.182 barel per hari (BOPD) dan gas 31 MMscfd.

Selanjutnya, proyek Temelat oleh Medco E&P Indonesia diproyeksi bisa memproduksi gas 10 MMscfd, proyek Panen oleh PetroChina International Jabung diproyeksi bisa memproduksi minyak 2.000 BOPD, dan proyek Kedung Keris oleh ExxonMobil Cepu diproyeksi bisa memproduksi minyak 3.800 BOPD.