Dua Proyek Baru Gagal Produksi, Lifting Migas 2019 Diproyeksi Turun
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menyatakan dua proyek migas gagal produksi tahun ini, yaitu Proyek YY yang dioperasikan Pertamina dan Buntal-5 yang dikelola Medco Energi. Lifting migas 2019 pun diproyeksi turun dan tak mencapai target.
Biarpun begitu, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno tak merinci proyeksi angka lifting hingga hingga akhir tahun ini. "Ya turun. Tapi sedang diusahakan sekuat tenaga untuk mencapai atau mendekati target," kata Julius kepada Katadata.co.id, Kamis (14/11).
Adapun proyek Lapangan YY gagal produksi karena kebocoran gas dan semburan minyak pada 12 Juli 2019 lalu. Akibat peristiwa tersebut, sumur di Lapangan YY ditutup sehingga tidak bisa berproduksi tahun ini. Padahal produksi Lapangan YY diharapkan bisa menambah produksi gas sebesar 25,5 MMscfd dan minyak sebanyak 4.605 barel per hari (bopd).
Sedangkan jadwal produksi proyek Buntal-5 yang dikerjakan oleh Medco E&P Natuna harus mundur hingga kuartal I 2020 karena terlambatnya rig untuk pengeboran. Rig yang harusnya tiba di Indonesia justru masih berada di Vietnam. Proyek Buntal-5 diproyeksi menambah produksi gas hingga 45 MMscfd.
SKK Migas pun hanya bisa mengandalkan sembilan proyek migas baru yang dijadwalkan berproduksi pada tahun ini. Ada empat proyek yang sudah berproduksi, diantaranya Terang Sirasun Batur Phase 2 yang dikelola Kangean Energy Indonesia dengan estimasi produksi sekitar 170 MMscfd.
Ada juga proyek Seng Segat oleh EMP Bentu Ltd dengan estimasi produksi sekitar 60 MMscfd, Ario-Damar-Sriwijaya Phase-2 oleh PT. Tropik Energi Pandan dengan estimasi produksi sekitar 20 MMscfd, dan Suban Compression oleh ConocoPhillips (Grissik) Ltd dengan estimasi produksi sekitar 100 MMscfd.
(Baca: SKK Migas Ungkap Proyek Buntal-5 Medco Energi Mundur ke Kuartal I 2020)
Selain itu, ada lima proyek dalam tahap finalisasi. Salah satunya yakni Bukit Tua Phase-3 oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd yang ditargetkan rampung pada tahun ini. SKK Migas memproyeksi proyek tersebut bisa memproduksi minyak sebesar 3.182 bopd dan gas 31 MMscfd
"Sedang kami usahakan agar tidak mundur ke tahun 2020 onstream-nya," kata Julius.
Proyek lainnya yakni, Bison-Iguana-Gajah Puteri (BIGP) oleh Premier Oil Natuna Sea B.V yang diproyeksi bisa produksi pada pertengahan Desember. Awalnya proyek tersebut ditargetkan rampung pada kuartal ketiga 2019.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abudarrahman mengatakan mundurnya proyek tersebut dari jadwal yang ditargetkan karena keterlambatan peralatan yang di pesan dari Inggris. Meski demikian, Fatar mengungkapkan sebagian lapangan untuk proyek BIGP salah satunya yakni Lapangan Bison-Iguana berproduksi pada November ini. Berikutnya, Lapangan Gajah Puteri yang ditargetkan rampung pada pertengahan Desember.
Proyek lainnya yang dalam finalisasi yaitu, Temelat yang dioperasikan Medco E&P Indonesia diproyeksi bisa menambah produksi 10 MMscfd, proyek Panen oleh PetroChina International Jabung Ltd yang diproyeksi memproduksi minyak 2000 bopd, dan proyek Kedung Keris oleh ExxonMobil Cepu Ltd yang diproyeksi menambah 3,800 BOPD.
(Baca: SKK Migas Sebut Produksi Blok Mahakam Naik Jelang Akhir Tahun)