Investasi Sektor Listrik Capai Rp 116 Triliun Hingga Kuartal III 2019

ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Ilustrasi. Hingga akhir tahun, pemerintah menargetkan total investasi sektor ketenagalistrikan sebesar US$ 12,04 miliar.
Editor: Agustiyanti
24/10/2019, 21.49 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi investasi ketenagalistrikan hingga kuartal III 2019 mencapai US$8,31 milar atau mencapai sekitar Rp 116,34 triliun (asumsi kurs Rp 14 ribu per dolar AS). Hingga akhir tahun, pemerintah menargetkan total investasi sektor ketenagalistrikan sebesar US$ 12,04 miliar.

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu mengatakan realisasi investasi tersebut melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar US$ 7,83 miliar. Ia pun berharap target investasi sektor ketenagalistrikan hingga akhir tahun ini dapat terealisasi. 

"Kita bersyukur mudah-mudahan target bisa capai akhir tahun," ujar Rida di Kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kamis (24/10).

(Baca: Menteri ESDM Pastikan Tarif Listrik dan BBM Tak Naik Hingga Akhir 2019)

Lebih lanjut Jisman menyebut capaian investasi yang cukup menggembirakan ini didukung oleh sejumlah faktor, terutama penyederhanaan regulasi dan persyaratan. Sebelumnya, menurut dia, ada sekitar sembilan hingga 10 syarat yang perlu dipenuhi investor. Namun kini, investor hanya perlu memenuhi dua hingga tiga syarat.

"Bagaimana sederhana sehingga menjadi menarik dan bisa mencapai target yg kita targetkan," ujarnya.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, realisasi investasi terbesar dicatatkan oleh sektor pembangkit yang mencapai US$5,08 miliar. Investasi pembangkitan terbesar datang dari produsen listrik swasta yang nilainya mencapai US$ 3,178 miliar, di susul PLN sebesar US$ 1,673 miliar dan public private utility (PPU) sebesar US$ 0,229 miliar.

(Baca: Jonan Titip Proyek Blok Masela kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif)

Adapun investasi pada transmisi hingga kuartal III 2019 mencapai US$ 1,364 miliar, lalu gardu induk sebesar US$ 0,511 miliar, dan jaringan distribusi US$ 1,357 miliar.

Dirjen Ketenagalistrikan Rida Mulyana menyebut besarnya investasi yang masuk antara lain untuk mendukung program 35 ribu megawatt yang sebelumnya dicanangkan pemerintah. Tak heran, investasi tak hanya mencakup pembangkit, tetap juga transmisi, gardu induk, maupun jaringan distribusi.

"Yang pasti kita berupaya memenuhi kebutuhan industri atau ekonomi yang dicanangkan secara nasional," kata Rida.

Hingga kuartal III 2019 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan mencatat rasio elektrifikasi telah mencapai 98,86%. Adapun target rasio elektrifikasi tahun 2019  ini  sebesar 99,90%.

Saat ini, DKI Jakarta menempati posisi keempat sebagai wilayah yang memiliki kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN terbesar di Indonesia, yaitu 3,7 ribu MW. Sementara itu, terdapat tiga wilayah yang memiliki kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN terkecil di bawah 10 MW seperti tergambar dalam databooks di bawah ini.

Reporter: Verda Nano Setiawan