PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menargetkan uji coba produksi tambang emas di Poboya, Sulawasi Tengah dilakukan pada kuartal empat tahun ini. Pada awal uji coba pertama diharapkan bisa memproduksi sekitar 100 ribu ton bijih emas.
Director of Investor Relations Bumi Resources Herwin Hidayat menyebutkan pada tahun berikutnya ditargetkan produksi bisa meningkat hingga 180 ribu ton bijih emas. "Trial production di tahun pertama sekitar 100 ribu ton bijih. Di tahun kedua diharapkan bisa naik ke 180 ribu ton bijih," kata Herwin kepada Katadata.co.id, Jumat (4/10).
Herwin mengungkapkan bahwa pihaknya juga telah mendapatkan izin produksi yang telah diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui anak usahanya PT Citra Palu Mineral (CPM). Adapun kontrak tambang tersebut berlaku sejak 2017 hingga 2047.
Selain CPM, proyek tambang seng di Sumatera Utara yang dioperasikan melalui anak usaha perseroan yang lain yakni, PT Dairi Prima Mineral (DPM) ditargetkan bisa berproduksi pada 2021. Izin produksi proyek tambang ini juga diperoleh pada akhir 2017, dengan 30 tahun masa izin produksi dan tiga tahun izin konstruksi.
(Baca: Bumi Resources Targetkan Produksi Emas di Sulawesi Tengah Tahun Depan)
Sedangkan untuk proyek tembaga dan emas di Gorontalo, melalui PT Gorontalo Minerals (GMO), diproyeksikan tambang tersebut berproduksi pada 2022. Ini dikarenakan izin konstruksi dan produksi tambang tersebut baru didapatkan pada September 2019, dengan izin masa konstruksi tiga tahun, dan masa produksi 30 tahun.
Adapun pada semester I 2019 perusahaan yang masuk dalam Grup Bakrie ini mencatat laba bersih sebesar US$ 80,67 juta atau turun 42,9% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year/yoy) sebesar US$ 151,57 juta.
Turunnya laba perseroan disebabkan menurunnya pendapatan usaha menjadi US$ 481,35 juta, atau turun 14,15% yoy yaitu US$ 560,72 juta. Ini disebabkan ekspor batu bara untuk pihak ketiga turun menjadi US$ 203,36 juta, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 243,16 juta.
Selain itu, beban pokok penjualan juga ikut turun menjadi US$ 357,26 juta, padahal periode yang sama pada tahun lalu sebesar US$ 420,86 juta. Beban penjualan tersebut disumbang oleh beban pengupasan dan penambangan yang mencapai US$ 229,78 juta.
(Baca: Anak Usaha Bumi Resources Minerals Peroleh Izin Tambang di Gorontalo)