PT Amman Mineral menganggarkan dana investasi sebesar US$ 28 juta tahun ini untuk kegiatan eksplorasi di Blok Elang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Direktur Utama Amman Mineral Rachmat Makassau mengatakan, dana eksplorasi yang dikeluarkan tahun ini tidak jauh berbeda dibandingkan tahun lalu.
Total dana eksplorasi yang telah dikeluarkan Amman mencapai lebih dari US$ 100 juta. Total dana tersebut terhitung sejak Amman mengakuisisi tambang PT Newmont Nusa Tenggara pada November 2016.
Kala dikelola Newmont, eksplorasi Blok Elang sempat terhenti. Makanya Amman melakukan eksplorasi secara intensif di Blok Elang sejak 2,5 tahun lalu."Kami fokus eksplorasi dulu. Sempat berhenti pada zaman dipegang Newmont," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (18/6).
Adapun eksplorasi Blok Elang sejalan dengan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di Sumbawa. Pembangunan smelter tersebut telah mencapai 13,6% dengan target desail awal (Front End Engineering Design/FEED) selesai pada Oktober tahun ini.
"Kami yakin berjalan bisa berjalan dengan baik. Saat ini masih fokus di FEED," ujarnya.
Untuk pengerjaan FEED, Amman bekerja sama dengan Otutotec. Otutotec merupakan perusahaan teknologi di sektor pertambangan asal Finlandia.
Amman berharap smelter ini bisa mulai beroperasi pada akhir 2022 dan mampu beroperasi secara penuh pada 2023. Smelter berkapasitas 1,3 juta ton per tahun ini akan mengelola tembaga dan emas.
Selain melakukan eksplorasi, Rachmat menjelaskan Amman juga fokus melakukan eksploitasi di Blok Batu Hijau. Saat ini Blok Batu Hijau tengah memasuki fase VII dan diperkirakan masih memilki cadangan hingga 2034.
Tambang Batu Hijau adalah tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia. Amman memulai produksi dan operasi pada tahun 2000 dan telah menghasilkan sekitar 3,6 juta ton tembaga dan 8 juta ons emas.
Pemegang saham PT Amman Mineral Nusa Tenggara adalah PT Amman Mineral Internasional sebesar 82,2% dan PT Pukuafu Indah sebesar 17,8%.PT Amman Mineral Internasional adalah perusahaan Indonesia yang sahamnya dipegang oleh PT AP Investment sebesar 50% dan PT Medco Energi International Tbk sebesar 50%.
Reporter: Fariha Sulmaihati