PT Aneka Tambang TBK (ANTM) mulai tertarik untuk menjajaki bisnis baterai untuk kendaraan listrik. Direktur Keuangan Antam, Dimas Wikan Pramudhito mengatakan pihaknya membuka peluang bermitra dalam mengembangkan baterai. Pasalnya, Antam memiliki cadangan nikel sebagai salah satu bahan pembuatan baterai.
"Kalau melihat kebutuhan baterai yang semakin tinggi, Antam tentu tidak ingin ketinggalan. Antam membuka diri untuk menggandeng mitra lain," ujar Dimas, di Jakarta Rabu (14/5) malam.
(Baca: Penjualan Naik 9%, Laba Bersih Antam Justru Turun di Kuartal I 2019)
Menurut Dimas, peluang permintaan baterai saat ini tidak hanya berasal dari luar negeri. Tetapi juga punya potensi pasar yang besar di dalam negeri.
"Indonesia juga sudah mulai masuk mobil listrik. Tentu hal ini harus kami siapkan lagi. Kalau secara kekayaan tambang, Antam punya dan tinggal bagaimana membuatnya," ujarnya.
Di sisi lain, Direktur Operasi dan Produksi Antam Hartono mengatakan yang diperlukan untuk pembuatan baterai adalah nikel dengan kandungan kobalt. Cadangan tersebut termasuk dalam bijih nikel limonit.
Bijih nikel limonit yakni bijih nikel laterit dengan kadar rendah dan mengandung 0,8%-1,5% nikel, 25%-35% besi, dan sedikit kobalt. Limonit terletak di atas lapisan saprolit dan lebih murah dan lebih mudah untuk ditambang.
"Yang limonit ini sekarang kita diamkan, sehingga nanti kalau sudah ada investor dan teknologi untuk mengolah nikel kobalt ini, sumber dayanya siap," ujarnya.