PT Aneka Tambang TBK (ANTM) ingin terus mengoptimalkan tambang Tapunopaka di Sulawesi Tenggara untuk mencapai target produksi tahun ini. Pada 11 Mei lalu, Antam baru saja melakukan ekspor perdana bijih nikel sebesar 55.570 wet metric ton (wmt) ke Tiongkok dari tambang Tapunopaka.
Direktur Operasi dan Produksi Hartono Antam mengatakan produksi tambang di Tapunopaka akan terus dimaksimalkan. Target produksi di Tapunopaka tahun ini mencapai 750 ribu wmt.
Dengan begitu, ekspor Antam nantinya bisa mencapai 5,2 juta. "Naik dibandingkan sebelumnya sebesar 3,9 juta," ujar Hartono saat ditemui di Jakarta, Selasa, (14/5).
Sebagaimana diketahui perusahaan menargetkan pertumbuhan produksi dan penjualan komoditas utama perusahaan yakni feronikel, emas, bijih nikel, dan bijih bauksit yang siginifikan di tahun 2019.
Untuk bijih nikel, Antam mendapatkan rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor mineral logam untuk penjualan ekspor bijih nikel kadar rendah (1,7% Ni) sebesar 2,7 juta wet metric ton (wmt) dari Kementerian ESDM untuk periode tahun 2019-2020.
(Baca: Antam Dapat Rekomendasi Ekspor 3,5 Juta Ton Nikel dan Bauksit)
Pada 2018, Antam mendapatkan rekomendasi ekspor bijih nikel kadar rendah dengan total sebesar 3,68 juta wmt. Terdiri dari 2,7 juta wmt diperoleh pada bulan Maret 2018 serta 980 ribu wmt diperoleh pada November tahun lalu, sejalan dengan proyek pembangunan pabrik feronikel Halmahera Timur.
Untuk feronikel, Antam menargetkan volume produksi u tradisional2019 sebesar 30.280 ton nikel dalam feronikel (TNi), meningkat 21% dibandingkan dengan realisasi produksi tahun lalu sebesar 24.868 TNi. Antam juga menargetkan penjualan feronikel sebesar 30.280 TNi atau meningkat 25% dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 24.135 TNi.
Sementara itu untuk feronikel pada kuartal 1 2019, Antam mencatatkan volume produksi feronikel sebesar 6.531 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik 7% dibandingkan capaian produksi kuartal 1 2018 sebesar 6.087 TNi. Volume penjualan feronikel Antam tercatat sebesar 7.122 TNi atau naik sebesar 33% dibandingkan penjualan periode kuartal 1 2018 yang mencapai 5.363 TNi.
Peningkatan volume produksi dan penjualan feronikel sejalan dengan tercapainya stabilitas operasi produksi pabrik feronikel Antam di Pomalaa yang saat ini memiliki kapasitas produksi terpasang hingga 27.000 TNi per tahun. Penjualan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan Antam, dengan kontribusi sebesar Rp 1,23 triliun atau 20% dari total penjualan kuartal 1 2019.
(Baca: Kementerian ESDM Tunda Berikan Izin Tambang Antam di Bahadopi dan Mata)