Penjualan Naik 9%, Laba Bersih Antam Justru Turun di Kuartal I 2019

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Ilustrasi, pegawai PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau ANTAM) memamerkan produk emas batangan ANTAM. Penjualan antam sepanjang kuartal I 2019 meningkat sekitar 9%, namun laba bersih justru turun sekitar 28%.
2/5/2019, 17.00 WIB

PT Aneka Tambang (Antam) Tbk mencatatkan penjualan pada kuartal pertama tahun ini sebesar Rp 6,22 triliun atau naik sekitar 9% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yaitu Rp 5,73 triliun. Peningkatan ini ditopang oleh penjualan emas yang mencapai Rp 3,94 triliun atau menyumbang 63% dari total penjualan.

Penjualan emas Antam per kuartal I 2019 mencapai 6.517 kilogram (kg). Adapun volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 470 kg.

Antam juga mencatatkan penjualan feronikel sebesar Rp 1,23 triliun,meningkat sekitar 26% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yaitu Rp 972,38 miliar. Feronikel menjadi kontribusi penjualan terbesar kedua setelah emas.

Volume penjualan feronikel mencapai 7.122 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik sebesar 32,7% dari tahun lalu yang mencapai 5.363 TNi. Sedangkan, volume produksinya selama kuartal I sebesar 6.531 TNi, naik sekitat 7% dibandingkan tahun lalu sebesar 6.087 TNi.

Peningkatan volume produksi dan penjualan sejalan dengan tercapainya stabilitas operasi produksi pabrik feronikel Antam di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Saat ini pabrik feronikel Antam memiliki kapasitas produksi terpasang hingga 27.000 TNi per tahun. Rencananya pada semester II tahun ini bisa mencapai total kapasitas produksi sebesar 40.500 TNi dengan mulai beproduksinya pabrik feronikel Antam di Halmahera Timur, Maluku Utara.

Sedangkan, untuk penjualan bijih nikel pada kuartal pertama senilai Rp 782,51 miliar dengan total volume 1.743.183 wet metrik ton (wmt). Penjualan bijih nikel meningkat 39% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 562,66 miliar.

Antam juga telah mendapatkan rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor mineral logam untuk penjualan ekpsor bijih nikel kadar rendah sebesar 2,7 juta wmt untuk periode 2019-2020. Adapun volume produksinya pada kuartal I 2019 mencapai 2,23 juta ton, yang digunakan untuk memproduksi feronikel, penjualan domestik, dan ekspor. Volume ini meningkat 6% dari tahun lalu sebesar 2,11 juta wmt.

Selain itu, komoditas bauksit Antam juga mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 6% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 38,65 miliar menjadi Rp 41,14 miliar. Adapun volume penjualannya yaitu 55.000 WMT, dari total volume produksi sepanjang periode kuartal I 2019 yaitu 273.986 WMT, naik 37% dibandingkan tahun lalu sebesar 200.300 WMT.

Namun, laba bersih Antam pada kuartal pertama 2019 turun 28% menjadi Rp 170,69 miliar dari periode tahun sebelumnya yaitu Rp 237,5 miliar. Penurunan ini disebabkan karena beban usaha yang meningkat.

"Laba Bersih pada kuartal I Rp171,67 miliar dengan laba sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan depresiasi (EBITDA) sebesar Rp701,47 miliar," berdasarkan keterangan pers, Kamis (2/4).

Reporter: Fariha Sulmaihati