(Baca: Beban Meningkat, Medco Energi Telan Kerugian Rp 727 Miliar di 2018)

BHGE berharap solusi teknologi ini bisa diterapkan di Indonesia. Menurut Derek, Indonesia adalah pasar yang bagus untuk BHGE dalam memasarkan teknologi tersebut, karena Indonesia memiliki banyak potensi migas yang berada di lepas pantai dan lapangan-lapangan marjinal. "Kami mengincar semua proyek di indonesia,"ujar Derek.

Di tempat yang sama, Sales Director South East Asia Kevin Jayanathan mengatakan, penggunaan rangkaian teknologi Aptara TOTEX-lite dapat mempercepat suatu proyek untuk berproduksi. "Kami bisa buat proyek lebih cepat. Jika proyeknya kompleks maka bisa dipercepat antara enam hingga 12 bulan," ujar Kevin.

Lebih lanjut, BHGE mengatakan teknologi tersebut akan dipasang pertama di lapangan migas yang berada di wilayah Afrika Barat.

Sementara itu, Presiden Direktur BHGE Indonesia Iwan Chandra, mengatakan eksplorasi cadangan bawah laut ini, memiliki tantangan lebih besar seperti modal dan biaya operasional yang tinggi dibandingkan dengan daratan. "Solusi Subsea Connect kami yang baru bertujuan untuk secara langsung menjawab masalah ini," kata dia.

Halaman: