Antam Siapkan Studi Kelayakan Pembangunan Smelter Nikel di Papua

ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Deputi GM Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sultra PT Aneka Tambang (ANTAM) Nilus Rahmat (kiri) didampingi VP CSR Kamsi (kanan) memeriksa biji feronikel siap ekspor di Pelabuhan Pomala, Kolaka, Sultra, Selasa (8/5).
21/3/2019, 16.36 WIB

Anak usaha PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. atau Antam, yaitu PT Gag Nikel tengah mempersiapkan studi kelayakan (feasibility study) dan studi kelayakan pendanaan (bankable feasibility study) untuk pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian atau smelter nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat.

Presiden Direktur PT Gag Nikel Risono menjelaskan hasil studi kelayakan dan studi kelayakan pendanaan tersebut akan diajukan ke pemegang saham. Dalam studi kelayakan pendanaan akan ditentukan opsi kerja sama dengan pihak lain. Prosesnya membutuhkan waktu selama dua bulan.

"Tetap lanjut persiapan pembangunan smelter, nanti akan diajukan ke pemegang saham," kata dia kepada katadata.co.id, Kamis (21/3).

(Baca: Industri Smelter Nikel Senilai US$ 1 Miliar Akan Beroperasi di Konawe)

Pada tahun lalu, Antam mengadakan pemilihan langsung atau beauty contest untuk mencari mitra strategis untuk proyek smelter tersebut. Namun, beauty contest dibatalkan pada Februari lalu, karena calon mitra yang ikut pemilihan tidak mampu memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo menjelaskan ada dua perusahaan calon mitra dari Tiongkok dan Filipina yang ikut pemilihan ini. Antam menetapkan empat persyaratan untuk menjadi calon mitranya. Pertama, perusahaan tersebut harus menguasai pasar.

(Baca: Laba Bersih Antam Melonjak Lima Kali Lipat )

Kedua, mempunyai teknologi atau berpengalaman dalam mengoperasikan smelter. Ketiga, memiliki kemampuan dan kapasitas dalam hal pembiayaan. Keempat, Antam harus tetap memiliki saham mayoritas pada smelter tersebut. "Ada beberapa terms ini, pihak-pihak itu tidak bisa terima, atau tidak memenuhi persyaratan," kata Arie, awal Februari lalu.

Rencananya, smelter tersebut akan memiliki kapasitas 40 ribu ton nikel per tahun. Pembangunan smelter ini seiring dengan produksi nikel di Pulau Gag yang akan terus bertambah. Tahun ini ditargetkan produksi nikel bisa mencapai 1,8 juta ton. Produksinya akan terus ditingkatkan hingga 3 juta ton pada 2020.

(Baca: Antam Buka Peluang Caplok 26% Saham Nusa Halmahera Minerals)

Komoditas nikel yang diproduksi di wilayah tambang Pulau Gag tersebut memiliki kadar karbon yang berkualitas. Nikel merupakan bahan baku yang bisa dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan batrei lithium.

Gag Nikel yang 100% sahamnya dipegang Antam itu termasuk salah satu perusahaan yang diperbolehkan melakukan aktivitas pertambangan dengan sistem tambang terbuka di dalam kawasan hutan lindung. Ini mengacu Surat Keputusan Presiden No. 41 Tahun 2004.

Perusahaan ini merupakan salah satu pemegang Kontrak Karya (KK) generasi VII yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 19 Februari tahun 1998 dengan nomor B.53/Pres/I/1998 Tahun 1998. Adapun luas konsesi tambangnya 13.136 hektare.