PEARLOIL (Theralite) Limited mengungkap tiga alasan tertarik mengelola Blok South Andaman. Blok ini diperoleh dari hasil lelang yang dilaksanakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Operation Manager PEARLOIL Limited Tris Zulfirmie mengatakan alasan pertama karena lokasi Blok South Andaman dekat dengan Andaman I dan Andaman II yang dikelola Mubadala. Adapun, PEARLOIL juga terafiliasi perusahaan asal Uni Emirat Arab tersebut.
Sebagai informasi, Blok Andaman I dikelola Mubadala Petroleum (Andaman 1) RSC Ltd. Sementara Blok Andaman II dikelola oleh Konsorsium Premier Oil Andaman Limited - KrisEnergy (Andaman II) Ltd - Mubadala Petroleum (Andaman 2) RCS Ltd.
Alasan kedua, yakni PEARLOIL menilai Blok South Andaman berpotensi memiliki cadangan migas. Ketiga, blok tersebut masih ekonomis meski menggunakan skema kontrak gross split. “Secara keekonomian tidak ada masalah," kata dia di Jakarta, Kamis (27/12).
PEARLOIL akan melakukan komitmen pasti berupa studi Geologi dan Geofisika (G&>) dan seismik tiga dimensi sepanjang 500 kilometer persegi (km2) dengan total nilai US$ 2,15 juta. Bonus tanda tangan blok ini sebesar US$ 2 juta.
Blok South Andaman berada di lepas pantai Aceh, dengan luas 3.548,69 km2 dan kedalaman laut 100-1.500 meter. Cadangan gasnya 1.243,37 BCF dan minyak 218,92 MMBO.
(Baca: Akses Data Blok Migas Ternyata Belum Gratis)
Blok ini merupakan satu dari empat blok migas eksplorasi yang dilelang pada tahap tiga tahun ini. Selain South Andaman, ada dua blok migas lagi yang laku yakni Maratua oleh PT Pertamina (Persero) dan Blok South Saka Kemang dimenangkan Konsorsium Talisman Java B.V dan Mitsui Oil Exploration Co.Ltd. Sementara Blok Anambas gagal memperoleh pemenang.