PT Saka Energi Indonesia sepakat untuk menjual jatah minyaknya ke PT Pertamina (Persero). Ini merupakan bagian dari tindak lanjut Peraturan Menteri ESDM Nomor 42 Tahun 2018 tentang Prioritas Pemanfaatan Minyak Bumi untuk Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri. Tujuannya, untuk mengurangi impor minyak mentah.
Hal tersebut pun dibenarkan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Djoko Siswanto. "Saka sudah okay," kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (26/12).
Namun, volumenya masih belum bisa dipublikasikan. Adapun sejak Januari hingga September 2018, produksi migas anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mencapai 34.000 barel setara minyak per hari (boepd).
Direktur Utama Saka Energi Tumbur Parlindungan juga tidak membantah hal tersebut meskipun belum bisa menyebut volume minyak yang akan dijualnya itu. "Betul," kata dia, Rabu (26/12).
Sebelum Saka, perusahaan migas asal Amerika Serikat, Chevron telah sepakat menjual jatah minyaknya ke Pertamina. Transaksi ini sempat tertunda lantaran terganjal masalah perpajakan. Namun, Djoko memastikan masalah pajak Chevron sudah selesai.
Chevron menjadi kontraktor besar yang memiliki bagian minyak terbesar dibandingkan yang lain. Hingga semester I tahun 2018, jatah minyak PT Chevron Pacific Indonesia yang diekspor 91,9 ribu barel per hari (bph).
Dengan kesepakatan itu, Chevron pun menyusul kontraktor lainnya yang setuju menjual minyaknya ke Pertamina. Kementerian ESDM, sebelumnya, mengumumkan ada sembilan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang sepakat menjual jatah minyaknya ke Pertamina.
Djoko pernah mengatakan penyaluran minyak dari KKKS tersebut mulai berlaku tahun ini. “Saya dapat surat dari Pertamina. Sudah deal sembilan KKKS," kata dia di Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (13/11).
Jika dihitung secara keseluruhan, volume bagian minyak kontraktor yang bisa dibeli Pertamina mencapai 217,4 ribu bph. Minyak itu bersumber dari KKKS yang beroperasi di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, kontraktor yang paling besar memiliki jatah minyak bumi adalah PT Chevron Pacific Indonesia. selama semester I tahun 2018, perusahaan asal Amerika Serikat ini mengekspor minyak rata-rata 91,9 ribu barel per hari (bph).
(Baca: Pertamina Targetkan Bisa Beli Minyak dari 11 Kontraktor Tahun Depan)
Disusul Mobil Cepu dengan volume 29,8 ribu bph. Petronas Carigali 13,4 ribu bph. CNOOC 13 ribu bph. Medco E&P Natuna 11 ribu bph. Chevron Indonesia Co 7,1 ribu bph. Medco E&P Indonesia 6,2 ribu bph. VICO Indonesia 5,7 ribu bph. PetroChina Int’l Jabung 5,4 ribu bph. Husky-CNOOC Madura Ltd 3,7 ribu bph.