Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang perusahaan asing yang menjadi mitra PT Pertamina (Persero) memiliki hak kelola di kilang minyak hingga 99%. Ini untuk mempercepat pembangunan kilang minyak.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan proyek kilang saat ini berjalan lambat. Padahal, proyek kilang penting untuk menekan impor BBM dengan adanya kilang.
"Kami imbau Pertamina membuka selebar-lebarnya kalau ada investasi asing yang akan kerja sama membangun kilangn. Bahskan mungkin share-nya 99% tidak apa-apa, disetujui saja," kata Djoko dalam Pertamina Energy Forum di Jakarta, Rabu (28/11).
Saat ini Pertamina mayoritas menguasai hak kelola proyek kilang secara mayoritas. Misalnya di Proyek revitalisasi Kilang Cilacap di Jawa Tengah, Pertamina mengempit hak kelola 55%, sisanya Saudi Aramco. Porsi yang sama juga di proyek Kilang Baru Tuban di Jawa Timur, sementara mitranya Rosnesft mengempit 45%.
Menurut Djoko, mitra Pertamina tidak masalah memiliki hak kelola yang besar karena pembangunan kilang membutuhkan investasi yang besar. Belum lagi dalam membangun kilang di dalam negeri, investor juga membawa minyaknya untuk diolah di kilang dalam negeri.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengklaim sejumlah proyek kilang sudah mulai menunjukkan kemajuan dan percepatan. Misalnya, proyek kilang Balikpapan yang akan konstruksi awal tahun depan. Sementara itu Kilang Tuban masih mengurus masalah lahan.
Terkait perkembangan kilang Bontang di Kalimantan Timur, Nicke mengaku pihaknya akan menandatangani kesepakatan kerangka kerja (frame work agreement) di bulan depan dengan investor. Kilang Cilacap di Jawa Tengah, Nicke mengaku pihaknya masih memfinalisasi sejumlah hal dengan Saudi Aramco. "Kami land clearing di Cilacap,"kata dia.
Sementara itu untuk kilang Balongan di Jawa Barat akan dibangun pabrik Petrokimia dengan perusahaan asal Taiwan CPC. Proyek Kilang Plaju dan Dumai akan dikonversi menjadi kilang yang bisa mengolah bahan baku nabati yakni sawit sebesar 100% dengan bekerjasama dengan ENI. Prosesnya saat ini masih dalam kajian.
Targetnya, pertengahan bulan depan Pertamina dan ENI akan melakukan penandatanganan kesepakatan. "Kapasitas kilang dari 1 juta barel per hari jadi 2 juta barel per hari dengan bangun enam kilang,"kata Nicke.
Deputi Bidang Energi Kemenko Perekonomian Monty Girianna mengatakan pihaknya juga menilai proyek kilang berjalan lambat. Salah satunya karena banyak hal yang masih didiskusikan antara Pertamina dan mitra, misalnya untuk proyek kilang Cilacap dan Tuban.
"Banyak hal-hal yang harus diselesaikan bareng-bareng, ini karena pekerjaan besar, mungkin tahun depan sudah jalan," kata dia.
Sementara itu pemerintah juga telah memberikan sejumlah insentif agar proyek kilang menarik. Salah satunya dengan memberikan insentif tax holiday 20 tahun. Pemerintah juga siap membantu Pertamina dan juga mitranya terkait pembebasan lahan untuk proyek kilang.