PT Pertamina (Persero) menargetkan bisa membeli minyak dari 11 kontraktor yang beroperasi di dalam negeri mulai tahun depan. Ini dalam rangka mengurangan impor, sehingga bisa menghemat devisa.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan saat ini masih bernegosiasi dengan 11 perusahaan tersebut, temasuk yang tergolong besar. Nama perusahaan itu pun belum bisa disebutkan.

Yang jelas, jika negosiasi bisa selesai, realisasi penjualan bisa segera direalisasikan. "Implementasinya Januari tahun depan,"kata dia di Jakarta, Rabu (28/11).

Menurut Nicke, minyak yang dibeli Pertamina dari kontraktor lebih murah daripada beli di pasar global. Ini karena ada penghematan dari biaya transportasi.

Tidaknya hanya 11 perusahaan, Pertamina juga menargetkan bisa membeli minyak dari seluruh kontraktor yang ada di dalam negeri. Jika itu berhasil, secara total ada sekitar 225 ribu barel per hari minyak yang bisa dibeli Pertamina dari kontraktor untuk diolah di kilang. "Jadi bisa menurunkan volume impor, "kata dia.

Nicke pun tak masalah membayar transaksi itu baik dengan rupiah atau pun dolar. Kedua skema pembayaran itu tidak akan berpengaruh terhadap neraca dagang.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan ada sembilan Kontrraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang sepakat menjual jatah minyaknya ke PT Pertamina (Persero). Ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri ESDM Nomor 42 Tahun 2018 tentang Prioritas Pemanfaatan Minyak Bumi untuk Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri.

(Baca: Impor Minyak Mentah Berpotensi Turun Lebih Dari 50%)

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan penyaluran minyak dari KKKS tersebut mulai berlaku tahun ini hingga 2018. “Saya dapat surat dari Pertamina. Sudah deal sembilan KKKS," kata Djoko di Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (13/11).