Penjualan emas sejak awal Januari hingga September 2018 PT Aneka Tambang Tbk (Antam) meningkat 221% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini karena bebepra inovasi pada berbagai produk emas Logam Mulia.
Untuk meningkatkan jangkauan distribusi penjualan emas di dalam negeri, pada bulan Juli 2108, ANTAM dan PT Pos Indonesia (Persero) menyepakati untuk melanjutkan kerja sama penjualan emas ANTAM di kantor pos. Lalu, September 2018, Antam menjalin kerja sama dengan PT Bank Jabar Banten Syariah (Bank BJB Syariah) terkait penjualan emas, terutama untuk meningkatkan distribusi penjualan emas di wilayah Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.
Dengan upaya tersebut, volume penjualan emas Antam selama sembilan bulan itu mencapai 22.388 kilogram (kg). Padahal, pada periode Januari-September 2017, penjualan hanya 6.966 kg.
Sementara itu, total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung mencapai sebesar 1.478 kg atau naik 0,3% dibandingkan 9M17 sebesar 1.473 kg.
Selain emas, Antam memproduksi feronikel. Hingga September 2018, produksi feronikel yang mencapai 19.264 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau naik 21% dibandingkan tahun lalu. Penjualan feronikel pada periode itu juga naik 49% menjadi 19.149 TNi.
Peningkatan volume produksi dan penjualan feronikel sejalan dengan tercapaianya stabilitas operasi produksi pabrik feronikel ANTAM di Pomalaa. Sat ini, pabrik feronikel itu memiliki kapasitas produksi terpasang hingga 27.000 TNi per tahun.
Komoditas lain yang diproduksi Antam adalah bijih nikel. Sampai September, produksi bijih nikel mencapai 6,49 juta wet metric ton (wmt), atau naik sebesar 84% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penjualan bijih nikel juga 4,10 juta wmt, atau naik 99% dari September 2017.
Komoditas bauksit turut memberikan kontribusi positif pada periode tersebut. Capaian produksi sebesar 788 ribu wmt, naik sebesar 73%. Volume penjualan bauksit mencapai 693 ribu wmt atau naik sebesar 39%.
Atas kinerja itu, Antam tetap menjadi bagian dari Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode perdagangan Agustus 2018 sampai dengan Januari 2019. Indeks LQ45 merupakan 45 saham Perusahaan Tercatat di BEI yang memiliki tingkat likuiditas tertinggi dan kapitalisasi pasar besar di Bursa.
Direktur Keuangan Antam Dimas Wikan Pramudhito mengatakan perusahaannya berkomitmen meningkatkan capaian kinerja yang solid melalui pengembangan strategi proyek-proyek hilirisasi. Sehingga mampu memberikan imbal hasil yang positif kepada para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. “Dengan adanya strategi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan struktur keuangan serta meningkatkan kinerja saham Antam,” ujar dia berdasarkan keterangan resminya, Kamis (15/11).
Antam terus berupaya mengembangkan strategi melalui proyek-proyek hilirisasi. Proyek strategi pengembangan Antam saat ini mencakup proyek pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi. Hingga periode September 2018, realisasi konstruksi P3FH telah mencapai 80% dan direncanakan konstruksi pabrik akan selesai pada akhir tahun 2018.
Setelah proyek pembangunan pabrik feronikel Haltim (Line 1) selesai, kapasitas total terpasang feronikel Antam meningkat menjadi 40.500 TNi per tahun. Saat ini, kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini sebesar 27.000 TNi.
(Baca: Antam Tertarik Beli 20% Saham Vale Indonesia)
Dalam hal pengembangan komoditas bauksit, saat ini ANTAM terus berfokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerjasama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun (Tahap 1). Oktober 2018, telah dilakukan penandatangan Kerjasama antara Inalum Group (Inalum & ANTAM) dengan Aluminum Corporation of China Ltd. (CHALCO) terkait Pembangunan SGAR. Direncanakan ground breaking akan dilaksanakan pada kuartal 4 tahun 2018.